Minggu, 09 Agustus 2009

Alif Suka Banget di Robotic School

Anakku yang sulung, Alif, memang hobby banget ngutak-ngatik mainan yang berbau robot, transformers, dan segala yang berhubungan dengan robotik.
Makanya, waktu aku coba masukkan dia ke 'dunia'nya lewat Robotic School Primagama, yang ada di daerah Nagoya Batam, eh ..dia ketagihan.
Syukur deh...ALHAMDULILLAH.

Jam belajarnya pukul 13.00 siang sampai jam 14.30, sekitar 1 jam 30 menit. Dan belakangan ini, dia meminta untuk datang lebih cepat...
Katanya, biar lebih lama main-main dan merangkai robotnya.

Entah Mau Nulis Apa Lagi...?

Aku mau nulis apa lagi yah?
Hari-hari ini negeri kita sedang marak berita tentang tertembaknya Nurdin M.Top, buronan yang paling dicari oleh para polisi di negeri ini.

Tapi kemudian, angin gossip berhembus lagi...benarkah yang tertembak itu sang buronan?
Dan mulailah orang-orang berspekulasi dan berpolemik di media. Orang Indonesia memang paling gemar berpolemik, berdebat, diskusi, ribut-ribut....tapi tidak jelas apa yang mereka ributkan.
Akhirnya menguap begitu saja semua diskusi yang mereka perdebatkan...

Lantas, apakah saya mau menambah daftar polemik di blog ini?
OGAH!!!

Selasa, 07 Juli 2009

Besok Nyontreng Lagi

Beberapa jam lagi, aku akan ikut menentukan sejarah negeri ini...
Yeaah, pemilihan presiden RI untuk periode 2009-2014.

Biar saja banyak orang golput dan nggak ambil pusing, dengan 'salah satu titik' di kanvas lukisan sejarah bangsa ini. Biar saja banyak orang yang apatis dan cuek...
Saya tidak. Satu suara saya, berhimpun dengan jutaan suara lainnya, ikut menentukan hitam-putihnya negeri ini...

Yang golput, jangan pada ikutan ribut dan protes yah?
Diam duduk manis di rumah, cuci kaki dan tidur pulas...

Bagi yang ingin ikut nyontreng besok, tentukan pilihanmu dengan cerdas dan jernih...

Sabtu, 27 Juni 2009

Masih Belum Pulih

Seperti malam-malam yang dulu, aku selalu ingin nulis dan nulis...entah itu tentang hal-hal yang tidak penting, maupun hal-hal yang tanpa guna...

Jari-jariku ingin selalu mencet-mencet huruf di atas kibord laptopku, padahal kondisi bodyku masih dalam tahap penyembuhan, setelah 4 hari penuh didera demam, meriang, dan sakit kepala...

Tapi jari-jari dan isi kepala ini liar sekali, susah di hentikan...

Rabu, 17 Juni 2009

Debat Lagi...Debat Lagi

Cape' nggak sih?



Saya yakin, mereka juga cape'. Harus mengumpulkan segudang kata-kata dan teori. Masyarakat juga cape', mendengarkan seribu janji-janji manis tentang kesejahteraan.

Sudahlah, laksanakan saja dengan sungguh-sungguh...tanpa perlu perang kata-kata dan adu teori. Kami lebih membutuhkan karya nyata di depan mata, bukan di atas kertas teori dan debat-debat.

Capek!

Selasa, 16 Juni 2009

Aku Cinta Kau dan Dia



Seperti embun yang sejuk, dan mentari yang hangat...senantiasa saling memberi untuk menumbuhkan putik-putik bunga yang bermekaran, merekah harum semerbak

Sabtu, 13 Juni 2009

Silahkan Anda Contreng

Pilih salah satu di antara 3 pasangan ini yang anda suka...

Hari ini, silahkan timbang-timbang dan pikir-pikir dengan cermat...nanti tanggal 8 Juli 2009 silahkan anda contreng mana yang cocok...



Demokrasi itu gampang kok...gak perlu ribet-ribet dan ribut-ribut!

Jumat, 12 Juni 2009

Nonton Bareng Mantan Pacar

Jum'at siang, selepas sholat Jum'at aku meluncur ke BCS Mall Batam. Menjemput mantan pacarku yang menunggu di Gramedia. Dia sudah berbaik hati mentraktirku untuk menonton film Ketika Cinta Bertasbih (KCB) di cineplek 21, jam 07.15 malam nanti.

Sebagai imbalan hadiah, aku juga mentraktirnya makan siang di sudut foodcourt sebuah cafe khas sunda "Arum Bandung". Anda pernah ke sana?



Aku pesan nasi soup ayam, sedangkan 'honey manis'ku nasi soto bandung. Mmmm...makan siang yang sempurna.


sayangnya, 'honey manis'ku malu ketika ku foto...


dua karcis film KCB dan menu makanan di Arum Bandung menjadi saksi perjumpaan kami di siang itu...

Selepas makan siang bersama, aku mengantar 'honey manis'ku kembali ke kantornya dan aku pun kembali ke kantorku. Tak sabar rasanya menunggu jarum jam segera melompat-lompat ke jam 19.15...

---singkat cerita, jam menunjukkan pukul 18.00, ku jemput dia di depan kantornya, dan dari sana kami menuju ke cineplex 21 BCS Mall, Batam. Sholat maghrib dulu, beli cemilan dan minuman, sebelum kami menuju ke lantai 5 BCSMall, tempat 'ruangan' bioskop itu berada.

Ternyata cukup ramai juga suasana di sana,



Di sana, dibuka 4 studio film. 2 studio (studio 1 dan studio 4) memutarkan film yang sama, KCB. Mungkin untuk mengantisipasi membludaknya penonton di akhir pekan.

Setelah 15 menit menunggu, akhirnya studio 1 tempat kami hendak menonton, di buka juga. Dengan kapasitas sekitar 200 kursi, hampir 80% kursi di studio 1 terisi. Kebanyakan sih, para keluarga yang membawa anak-anaknya.
Lho, kok membawa anak-anak? apakah film ini pantas ditonton oleh anak-anak? Entahlah...yang pasti, mereka banyak lari-lari dan berkeliaran di dalam studio.



Film berdurasi sekitar 2 jam, lumayan lama untuk film Indonesia. Ceritanya campur baur, diaduk-aduk antara syar'i, komedia, drama dan keindahan Mesir. Nanti lain waktu akan aku coba ulasan ceritanya.
Bagaimana film ini menurut pendapat 'honey manis'ku?
"Kok rasanya 'India' banget yah?...agak kecewa juga sih..."
Nilainya?
"tadinya sih...6,5, tapi karena India banget jadi 5 deh..."

Jam 9 malam, film usai. Kami pun pulang dengan kenangan manis....
Malam Sabtu yang indah dan manis...



Selamat malam, honey manisku....see you next yah, manis?

Minggu, 07 Juni 2009

Minggu Pagi Lagi

Yah, waktu yang paling aku gandrungi, Minggu pagi. Dan Minggu pagi ini, aku membawa kedua jagoan gantengku ke sebuah bukit yang terbengkalai, merana karena sebagian tubuhnya rusak tercabik-cabik.



Entah, tangan-tangan jahil siapa yang telah membuat bukit itu jadi compang-camping. Tanahnya dikeruk untuk menimbun pondasi-pondasi perumahan. Tubuhnya tidak utuh lagi.

Alif, sulungku, menamakan bukit itu "Bukit Perbatuan". Kenapa? Karena banyak batu-batu berserakan di situ.



Letak Bukit Perbatuan itu tidak jauh dari rumahku, cuma sekitar 1 Km.

Sudah sejak lama, aku ingin mengenalkan alam pada kedua jagoan gantengku ini. Ingin mendekatkan tantangan alam kepada mereka, supaya bisa menjadi pribadi yang tidak cengeng.
Tidak gampang menyerah.


Akhirnya...minggu pagi ini kesampaian juga. Alif kecape'an dan berkeringat, tapi Aby masih tetap tegar berdiri....

Sabtu, 06 Juni 2009

Dua Jagoan Gantengku



Namanya Dimas Yudhistira Alif Faturrachman dan Ahnaf Hilali Fattah Abyasa, aku biasa memanggilnya Alif (untuk sulungku) dan Aby (untuk bungsuku).

Saat ini, Alif usianya 6 tahun 8 bulan sedangkan Aby 2 tahun 3 bulan. Lahir di dua kota yang berbeda, abangnya di Padangsidimpuan (Sumatera Utara) sementara adiknya di Batam (Kepulauan Riau).



Sifatnya? bertolak belakang. Bentuk fisiknya? juga hampir 'tidak mirip' ...padahal terlahir dari rahim ibunda yang sama. Itulah kuasa Allah SWT.

Saat ini, Alif lebih 'wish' dan bijak, dia bisa memahami dan mengayomi. Sementara Aby lebih menonjolkan kemauannya yang kuat, kehendaknya sukar ditolak. Fisik Alif tinggi dan kurus, sementara Aby bulat dan kecil...



Keduanya, seakan saling melengkapi satu sama lainnya...
Dan tentu saja, saling menyanyangi.

Jumat, 05 Juni 2009

Titik Referensi

Ini adalah 'Titik Referensi Batas Laut Daerah Kota Batam' terletak di pulau Galang Baru, pulau paling ujung dari rangkaian gugusan kepulauan Batam.



Semoga saja, titik ini tetap akan terjaga dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai kelak dikemudian hari. Soalnya hari-hari belakangan ini, Indonesia sedang dilanda proses 'abrasi' kedaulatan, digerogoti negara tetangga : Malaysia dan Singapura.

Singapura sedang giat mereklamasi pantainya, memperluas daerahnya dan mengeruk pasir-pasir dari kepulauan Riau. Sementara Malaysia, sedang asyik mengutak-atik patok wilayah perbatasan dan mengganggu Ambalat.

Merah Putih, berkibarlah dengan gagah! Tunjukkan wibawamu....

Terbengkalai

Ada banyak hal yang mungkin luput dari perhatian kita, tersingkirkan, tercampakkan dan terbengkalai di sembarang tempat.

Tapi justru, hal-hal yang terbengkalai, tak terjamah perhatian itu menjadi amat menarik minatku akhir-akhir ini, dan aku akan berusaha merangkainya, memungutnya satu persatu di sini.

Walaupun nantinya, akan tetap tidak menarik perhatian dan tetap terbengkalai...


papan nama Masjid Baitul Makmur Jln. Prambanan Bukit Senyum Batu Ampar Kodya Batam, yang terkelupas, pudar dan tersembunyi di antara rimbunnya pepohonan dan semak belukar.

Kamis, 04 Juni 2009

Pencemaran Nama Baik

Sejak mencuatnya kasus ibu Prita Mulyasari, yang 'dipenjara' karena mengirim e-mail berisi keluhan tentang pelayanan rumah sakit, aku nulis di blog menjadi amat berjingkat-jingkat.

Hati-hati, takut kepeleset dan 'kecebur' got.
Padahal nulis di blog itu nikmat, seperti nikmatnya ngemil popcorn gurih nan renyah. Mengalir saja seperti air banjir, membawa segala kotoran sampah, sandal jepit juga mungkin emas permata.

Bagi yang doyan nulis, nge-blog itu seperti candu, susah dikendalikan dan susah dihambat. Yah, karena yang kita tuangkan adalah ide-ide dikepala, yang sampai kapanpun, gak bakal abis. Walau sudah ditulis berulang-ulang.

Nah, ketika rame kasus ibu Prita tadi, ide-ide di kepala yang menunggu ditumpahkan ini, menjadi 'beku', dan menetes pelan-pelan, nggak kayak banjir lagi. Dipilah-pilahlah, mencomot kata yang sekiranya tidak menimbulkan masalah bernama 'pencemaran nama baik'.

Nah, kalau sudah kayak gini, kita nggak bebas ber-ekspresi lagi, harus pelan-pelan, hati-hati dan kaku! Takut kalau maksud kita (yang) cuma sekedar menumpahkan isi kepala, ditanggapi lain dengan versi berbeda oleh pihak lain.

Percayalah, kalau namanya 'persepsi' itu nggak bakal sama satu dengan yang lainnya, karena memang kita tidak dilahirkan dengan isi otak yang seragam. Niatnya guyonan, eh...ditanggapi dengan sewot. Niatnya curhat...eh, disikat dengan pasal 'pencemaran nama baik'.

Aku yakin, sejak kasus ini...nge-blog menjadi nggak bebas lagi, Nggak ada lagi pencurahan unek-unek bak banjir dengan segala barang (dan sampah) bawaannya. Nggak seperti makan popcorn yang gurih dan renyah lagi.
Betapa amat menyiksanya memilah-milah kata nan tidak 'berbahaya' biar tak terjerat pasal 'berjuluk' pencemaran nama baik...

Oh, My God!
Btw, difinisi yang jelas dan pas tentang pencemaran nama baik itu gimana sih?

Rabu, 03 Juni 2009

Tas

Selain penggemar jaket, aku juga pecinta tas.
Ya, tas yang unik, keren dan multifungsi. Tidak perlu tas yang besar, yang penting bisa dibawa berpetualang dengan nyaman.

Cukup memuat flash disk, external harddisk, alat tulis, buku bacaan, notes buat catatan kecil dan keperluan multifungsi lainnya, semisal kamera atau handycam.
Maklum, aku doyan banget melancong dan ngelayap, jadi perlu hal-hal yang 'penting' dan urgent disaat darurat di 'alam' petualangan.



Setelah kesana-kemari mencari dan memilih, akhirnya kudapatkan model seperti ini. Merknya ASMN AOMANKA.
Unik, model tas tukang pos waktu jaman Perang Eropa dulu.

Sarapan Pagiku

Pagi adalah saat ternikmat dalam hidupku. Dalam satu hari, selama 24 jam, waktu favoritku adalah antara jam 5 pagi sampai jam 9 pagi.

Entah kenapa, aku amat mencintai dan menikmati suasana pagi hari?
Dan, sarapan pagi merupakan acara pelengkap kenikmatan itu. Entah kenapa (juga), sejak tinggal di Batam selama hampir lebih 3 tahun, aku mulai terbawa 'langgam' budaya Melayu.

Nongkrong di kedai kopi, sambil berbual-bual dan menikmati sarapan pagi.
Dan sarapan pagi favoritku adalah bubur ayam dengan secangkir kopi tiam yang tidak pahit...

Ah, nikmatnya pagi ini.

Manohara dan Ambalat

Akhir-akhir ini, berita di televisi sedang disesaki oleh kasus-kasus yang berkaitan dengan Malaysia, ya Manohara...ya pulau Ambalat.

Manohara, putri asal Indonesia yang diperistri oleh putra raja Kelantan (Malaysia), berhasil kabur dari kungkungan suaminya dan sekarang sedang heboh menjadi selebritis 'dadakan' (nongol di setiap acara gossip di hampir seluruh stasiun TV di Indonesia).

Dia datang dengan segudang masalah dukanya selama bersuamikan putra raja Kelantan. Bahkan konon, kisah kaburnya penuh suasana ketegangan.

Sementara pulau Ambalat, sebuah pulau kecil milik Indonesia yang mengandung minyak menggiurkan, sering dicolek dan diganggu oleh angkatan laut diraja Malaysia. Beberapa kali, bahkan seperti 'meledek' Indonesia dengan memasuki wilayah perairan Indonesia.

Sebenarnya, kedua peristiwa itu kandungan substansinya beda banget. Satu menyangkut masalah pribadi, masalah keluarga. Dan satu lagi, masalah negara masalah kedaulatan.
Namun kalau dipandang dengan kacamata politik, dua-duanya menyangkut martabat negara Indonesia.

Manohara warga negara Indonesia yang wajib dilindungi, begitu juga pulau Ambalat yang wajib dijaga. Nah, disinilah letak kewibawaan negara Indonesia diuji.
Apakah akan terus-menerus membiarkan warga negara dan pulaunya dijadikan bahan ejekan?
Sebelum kasus Manohara mencuat, sebenarnya sudah banyak kasus lain yang menyangkut WNI disakiti di negeri jiran itu, TKI-TKW, Asykar Wathaniah.
Pulau Sipadan dan Ligitan pun telah lepas dicaplok oleh Malaysia.

Belajar dari kasus-kasus yang telah terjadi tersebut, seharusnya pemerintah Indonesia mulai menunjukkan harga dirinya. Mulai mengeluarkan wibawanya.
Tidak selamanya kita terus-terusan diejek dan dijadikan bahan mainan?

Mana ada negara di dunia yang mau dijadikan mainan dan bahan ledekan oleh negara lain?

Senin, 01 Juni 2009

Andai Waktu Terhenti di Minggu Pagi

Minggu pagi kemarin, mulai dari jam 6 pagi sampai jam 9, aku bersama kedua lelaki gantengku dan Mamanya menikmati hangatnya mentari di Ocarina.
Sebagian masyarakat Batam pasti hapal dengan letak Ocarina.

Sebenarnya kami kesana sudah sekian kali, karena cuma itulah sarana berlibur yang terdekat dari rumah kami. Dan juga, tempat yang nyaman buat olahraga pagi bersama keluarga : senam, jogging, lari-lari dan aktifitas olahraga lainnya.

Yah, kumpul-kumpul dengan kedua anak lelakiku adalah moment yang amat mahal, saat yang tak ternilai harganya. Setelah sekian hari berkubang dalam rutinitas kerja, berkumpul dengan mereka seakan dunia terasa berbunga-bunga dan harum semerbak.

Aku menikmati tidur di alam terbuka, menatap langit dari celah-celah daun pohon pinus yang menaungi, sambil bercanda dengan mereka.

Namun sayangnya, kadang waktu yang berharga itu terasa berlangsung amat singkat.
Baru saja menikmati semua keindahan itu, siang sudah menjemput. Dan pagi harus segera pergi, membawa kenangan-kenangan keindahannya.

Berlalu begitu saja, tanpa bisa kita mencegahnya.
Ah, andaikan waktu terhenti di Minggu pagi...

Kamis, 28 Mei 2009

Barcelona, Jawara Liga Champion 2009

Akhirnya, mulus juga Barcelona menjinakkan Manchester United (MU) 2-0 di Stadion Olympico, Roma, Italia.


Yah, sedari dulu saya memang menggandrungi Barca. Walaupun jaket yang sering saya pakai berlogo MU, dan orang-orang banyak mengira kalau aku penggemar berat MU. Mereka tertipu hehehe... ini taktik intelejen tingkat tinggi, guys!
Samarkan dirimu, jangan mudah jadi 'sasaran tembak' musuh-musuhmu.

Saya memakai jaket MU, karena emang model jaketnya keren, bukan karena aku fans berat ama MU. No...
MU terlalu 'sombong' dengan uang berlimpah dan tingkah CR7 yang pongah.
Aku lebih menyukai tim-tim yang tidak glamour, pemainnya bukan tipe borjouis, tidak kemaruk uang dan permainannnya cantik, indah, fair play.



Dan, Barca adalah tim itu.
Dia terlahir bukan dari kasta raja, tapi tercipta dari para pemain yang punya permainan indah dan tidak mendewakan duit, tidak berlumuran dunia glamour.
Mereka rakyat jelata yang bersinar...

Menyusuri Penyengat


Penyengat adalah ibunda tanah Melayu. Sebuah pulau kecil di seberang kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Butuh pompong, sebuah perahu kecil, untuk berlabuh di tanahnya.

Banyak peninggalan marwah Melayu masa lampau. Masjid, istana, benteng pertahanan dan terutama Gurindam 12 karya Raja Ali Haji, tempat segala petuah Melayu bermuara.

Mau menyusuri jejak-jejak kemasyurannya? Silahkan singgah ke kota Tanjung Pinang.

Rabu, 27 Mei 2009

Cemilan Siang Hari


Istirahat siang, adalah waktu untuk 'menyegarkan' kembali otak kita yang sedari pagi dipacu untuk mengerjakan tugas, angka-angka, rutinitas dan sebagainya.

Setiap orang, butuh istirahat. Begitu pun otak kita.
So, isilah perut dan fikiran kita dengan hal-hal yang bergizi.

Cemilan siangku saat itu adalah menikmati segelas kecil 'jagung rebus' sweet corn, membaca buku Jurnalisme Sastrawi dan menikmati Kompas.
Bagaimana dengan istirahat siang anda?

Meja Kerja


Meja kerjaku terletak di lantai 2, gedung kantor. Harus menaiki tangga untuk menujunya. Meja kerjaku berbentuk L, dengan satu sisi untuk komputer dan mengerjakan tugas-tugas, sedangkan di sisi lain untuk menumpukkan segala keperluan kantor, buku-buku penting, telepon, alat tulis, catatan-catatan dan sebagainya. Kadang gelas kopi.

Memang ku sengaja tidak pernah terlihat kosong, bertumpuk-tumpuk berkas tapi tidak berserakan. Lumayan rapih tersusun.

Menurutku, meja yang penuh tumpukan berkas 'menyulut' motivasi untuk terus bekerja. Rasanya malas, kalau melihat meja kerja bersih tidak ada berkas apa pun.
Tapi, ini menurut pendapatku loh...pendapat orang lain mungkin berbeda. Ada orang yang menyukai meja kerjanya, bersih, clean...tidak ada satu kertas pun yang tersisa.
It's OK.

Jangan heran, kalau meja kerjaku banyak tumpukan berkas. Sebagai penyulut semangat bekerja saja. Bukannya karena males membenahi?
Beda-beda tipis...hehehe

Terdampar di Pulau Galang Baru


Pulau ini terletak sekitar 80 Km dari pusat kota Batam. Sekitar 1,5 jam perjalanan yang ditempuh, bila kita memacu kendaraan dengan santai.

Jalanan menuju ke Pulau Galang Baru mulus, tidak ada halangan apa pun. Mungkin karena letaknya yang paling ujung dari kumpulan pulau Batam, makanya jalanan sepi. Hanya hari Minggu dan hari-hari libur, pulau ini ramai di kunjungi orang.

Sepanjang jalan menuju ke pulau ini, anda akan disuguhi pemandangan yang lumayan indah, hutan, padang, bukit, berselang-seling. Buka kaca jendela mobil, dan nikmati sentuhan segar anginnya.

Selamat melancong dan menikmatinya.

Rabu, 20 Mei 2009

Angkringan

Akhir-akhir ini, banyak sekali 'angkringan' yang menghiasi di sudut-sudut Batam kota. Angkringan, semacam warung sederhana yang menyediakan beraneka-ragam makanan ringan, cemilan, gorengan, wedang teh tubruk dan tentunya sego kucing.

Angkringan tanpa sego kucing dan wedang, rasanya hambar. Dua unsur itulah, yang menyebabkan warung sederhana itu di sebut angkringan, tempat nangkring sambil minum wedang, nyamil dan ngobrol ngalor-ngidul tanpa jelas. Sego kucing, nasi secuil dengan lauk pauk seadanya, layaknya sejumput nasi untuk pakan kucing.

Aku mengenal angkringan waktu muda dulu, di sudut kota Solo, ketika suatu waktu aku ngelayap ke kota itu. Aku menghabiskan berbungkus-bungkus sego kucing, dengan camilan kacang kedelai rebus, mencomot ubi rebus dan menyeruput teh tubruk manis.
Indah nian di sudut kota Solo kala itu. Remang-remang, menikmati dinginnya jam 01 dinihari berselimut titik-titik embun, dengan nangkring di warung sederhana berlampu redup.

Dari kejauhan, mengepul asap wedang yang direbus api kecil yang keluar dari bara.

Nah, sekarang suasana tempo dulu, waktu muda itu banyak tersaji di sudut-sudut Batam kota, ratusan kilometer dari sudut kota Solo. Angkringan.
Bila anda ingin mencoba menikmati suasana angkringan, yang aku tahu ada di 3 titik sudut kota yaitu di depan Nagoya Hill, di dekat simpang kuda Sungai Panas dan di sudut perumahan Legenda Malaka.

Cobalah nikmati suasananya...
Yah, karena di angkringan hakikat yang kita beli adalah suasana, bukan makanannya.

Kamis, 14 Mei 2009

Bike To Work

Akhir-akhir ini, lagi marak bike to work atawa pergi ke tempat kerja pake sepeda. Hampir di setiap kota di seluruh Indonesia, banyak terbentuk klub atau perkumpulan sepeda BTW.
Biasanya tiap hari libur, mereka pada ngumpul dan jalan-jalan bersama, keliling-keliling berolahraga.
Keren juga, saya setuju banget dengan gaya hidup mereka. Selain mengurangi polusi udara, sehat bagi tubuh juga menghemat ongkos transportasi.
Aku padahal pengen banget mengikuti gaya hidup ber-BTW, menyusuri jalanan menuju kantor. Ini bukan karena latah atau ikut-ikutan loh yah, ini murni karena panggilan 'jiwa'...hehehe
Dari kecil, remaja hingga menginjak usia tua ini, aku suka bersepeda, menyusuri sungai, hutan, sawah, bersepeda.

Jauh, sebelum BTW populer akhir-akhir ini, aku sudah ber-BTW menuju sekolahku waktu SMP, atau sekedar iseng ngabuburit waktu bulan puasa.

Nah, masalahnya...kantorku tuh jauh, sekitar 14 km, dan aku harus melalui jalan raya yang penuh polusi kendaraan. Bukannya sehat, malah jadi 'bengek' deh...

Lagian, aku harus nganter my honey ke kantornya juga...

(Pssst...honey'ku nggak bisa naik kendaraan...jangankan motor, sepeda aja dia nggak mahir hihihihi... ) So, aku harus menjadi pengantar setia kemana pun doski pergi. Moso' aku harus membonceng beban 50 kilo setiap hari? pulang-pergi 28 km, tiap hari?

Gubrak!

Nah, itulah ganjalan-ganjalan yang masih menelikungku...padahal, pengeeeeen banget naik sepeda ke kantor. Kapan yah...

Rabu, 13 Mei 2009

Jalan Favoritku

Inilah jalan favoritku,

sebuah jalan kecil selebar (kira-kira) satu setengah meter, dengan pepohonan lebat dan rimbun yang meneduhi di kiri kanannya.

Jalan ini, kebetulan terletak di sekitar 'belakang' kantorku di daerah Bukit Senyum Batu Ampar, Batam. Sehingga setiap hari, aku sempatkan untuk menikmati menyusuri jalan kecil rindang ini.

Kalau pulang kantor, mencari sarapan pagi atau urusan lainnya, aku usahakan untuk menyusuri jalan itu. Melewati jalan ini, seraya aku terdampar di tempat lain, bukan daerah Batam.
Batam yang aku kenal selama ini dengan rumah liar, panas, jalan rusak dan sampah yang bertumpuk-tumpuk, seakan lenyap ketika menyusuri jalan ini.

Seakan aku berada di tempat lain, di Bogor, Cianjur atau daerah pegunungan yang berimbun-rimbun pohonnya.

Kalau anda ingin ikut menyusuri jalan ini juga, jalan ini terletak di daerah bukit senyum, di dekat sekolah menengah multimedia Batu Ampar, Batam. Tak jauh dari kantor bea dan cukai.

Cobalah cari, dan nikmati...

Kamis, 07 Mei 2009

Giliran Pemadaman Listrik

Saya memposting tulisan ini, jam 14.25 sore, di saat listrik padam, AC mati dan ruangan di kantorku menjadi amat gerahnya. Gerah banget... apalagi ruangan kerjaku di lantai atas dan terkurung dinding, jendela yang ku buka tidak juga mengurangi keringat yang bercucuran.
Wuih, panasnya...
Bahkan ada 2 teman kantor yang nekat membuka kemejanya dan ber-singlet ria...hahaha

Yah, akhir-akhir ini ( 3 hari terakhir) listrik Batam lagi sering mati, tepatnya diadakan pemadaman listrik secara bergiliran. Nah, di kantorku dari kemarin kebagian 'jatah' pemadaman siang terus...dari jam 1 siang sampai bubaran kantor jam 5 sore.
Sudah 3 hari ini, kejadian ini berlangsung... bisa anda bayangkan, bagaimana gerahnya cuaca siang bolong tanpa AC.

Dan sialnya, pas tadi malem... di rumahku juga kena bagian jatah pemadaman, padahal malam itu aku sudah begadang menunggu semifinal Liga Champion, Barcelona VS Chelsea.
Anehnya, kata Alif (si bungsu kerenku)...tadi siangnya, rumah kita juga dapat jatah pemadaman. Mustinya...kalau siang dapat jatah, malem gak dapet lagi dong...
Eh, tadi malam malah kena lagi... bayangkan, 1 hari kena pemadaman 2 kali, masing-masing 6 jam..!? Berarti sehari mati lampu 12 jam....( ck..ck..ck, KEREN AMAT? kayak jaman belum merdeka aja...)

Pertandingan bola dimulai jam 01.30, eh ...listrik mati jam 01.00...nasib-nasib...

Kenapa yah, listrik di Batam sering mati? Menurut sahibul hikayat sih, karena pasokan gas-nya kurang. Kenapa gas kurang? karena PLN Batam nggak sanggup bayar...
Kenapa PLN Batam nggak sanggup beli gas? karena dananya cekak, mau menaikkan tarif listrik...ribut deh seantero Batam.
Terutama sih para pengusaha-pengusaha yang punya hotel dan Mall...

Lagian, kenapa mereka musti boros-boros listrik kalau nggak sanggup bayar? Liat aja di sudut-sudut hotel atau mall kalau siang hari, lampu dihidupkan untuk hal yang tidak perlu, akhirnya...seluruh masyarakat yang kena getahnya.


Gerah nih....

Rabu, 06 Mei 2009

Film India

Tadi barusan (mencoba) menikmati film india, judulnya kira-kira KRISNA (...bener nggak yah?), di TPI jam 8 malem.

Selama ini, memang saya paling nggak menikmati kalau menonton film india, lamaaaa...dan jalan ceritanya bisa ditebak, percintaan dua anak manusia yang keluarganya musuhan, konflik...dan akhirnya ...akur, damai, selesai deh.

Dan yang pasti...ada adegan nari-nari, muter-muter di pohon, hujan-hujanan, slow motion yang berlebihan (lebay kata anak jaman sekaran seh) ...

Hampir, sebagian besar film india kayak gitu temanya, dari jaman dulu sampai jaman sekarang. Dari film hitam putih sampai film berwarna... gak jauh-jauh beda, cuma variasinya aja yang dikembangkan.

Dan anehnya, film merupakan salah satu industri andalan di India. Tidak pernah surut produksinya dari jaman dulu, bahkan akhir-akhir ini bisa menembus pasaran holywood...

Keren, kan?

Padahal ceritanya melulu kayak gitu, dari jaman saya kecil sampai sekarang...
gak ada yang berubah jauh, tapi kok bisa bertahan yah?

Mmm...kira-kira kenapa yah?

Oh iya..pada saat saya nulis postingan ini, jam 10.30 malem, ternyata film itu belum selesai juga...tuh kan, lamaaa banget, dan saya males menontonnya lagi hehehe...Tuh kan, saya belum pernah menonton secara tuntas, 1 pun ... film india.

Ntar, besok-besok aku coba lagi ah...semoga bisa tuntas!

Selasa, 05 Mei 2009

Cafe dan Apartemen Kecil

Siang kemarin Selasa 5 Mei 2009, jam istirahat siang, sambil menunggu mengurus Kartu Keluarga yang tak kunjung jadi, aku menyempatkan makan siang di Lantai 3 BCS Mall Batam.

Aku mau nyari soto yang panas, kebetulan karena aku lagi flu, makanya butuh 'kuah yang panas' buat 'mendobrak' hidungku yang mampet. Di lantai atas BCS Mall, memang tempat food court, tempat aneka makanan tersaji berderet-deret. Tapi aku tertarik ke counter 'Arum Bandung' sebuah warung makan kecil yang menyajikan aneka makanan khas sunda.

Ada mie koclok Bandung, mie kuah, bakso kuah...wuih, asyik nih! Cocok buat terapi penyembuhan hidungku yang mampet...

Tapi, daripada 'gambling' mencoba-coba rasa yang belum jelas, akhirnya kuputuskan untuk membeli nasi soto Bandung dan jeruk panas. Siip...perpaduan yang pas, buat menghajar hidungku yang mampet ini.

Sambil menunggu pelayanan menyuguhkan pesananku, aku menikmati suasana di warung kecil yang dipoles nuansa modern itu. Asyik juga yah...punya cafe kecil yang manis kayak gini..

Yah, cita-citaku memang pingin punya 'apartemen kecil' yang asri, di bawahnya ada 'cafe kopi' atau cafe kecil yang nyaman, cozy,...tempat para penghuni apartemen kecilku berkumpul, ngobrol, sarapan, minum kopi, main catur,...pokoknya berinteraksi deh.

Simbiosis mutualisma yang manisss.

Kalau malam, para penghuni apartemen kecilku nggak usah susah-susah nyari mie rebus, kalau pagi tidak repot nyari sarapan nasi goreng atau sekedar ngopi...

Aah...kapan yah, cita-citaku itu terlaksana?... Dan modalnya dari mana?...hehehe
Just still 'play-play' in my dream...(bahasa Inggris tingkat paling dasar yang aneh...)

Oke deh, itu masih sebatas keinginan (yang menggebu-gebu) di otakku.
Someday... aku akan mewujudkan mimpi-mimpi itu.

Oh iya, jeruk panas datang...nasi soto Bandung datang. Dan inilah harga makan siangku : jeruk panas 10 ribu, nasi soto Bandung 13 ribu...totally 23 ribu!

Waaks?!...mahal juga ya..hehehe

Sabtu, 02 Mei 2009

Sinetron yang aneh-aneh

Saat ku posting tulisan ini, (minggu jam 2 siang) aku lagi menemani anak sulungku Alif yang sedang tertawa-tawa menonton sinetron dengan judul ronaldowati. Memang, sinetron itu dibuat dengan segmen anak-anak dan komedi, tapi setelah ku simak...banyak hal yang diluar nalar akal sehat dan aneh.

Bayangkan saja, orang bisa terbang, punya ilmu yang aneh-aneh, dan jalan ceritanya kemana-mana, tidak fokus, dengan dibumbui 'kisah romantisme' dan tebaran kata-kata 'makian' yang bombastis. Sama sekali tidak ada unsur edukasi.
Seperti inikah mutu sinetron anak-anak kita?
Aduh gawat...

Alif memang baru-baru ini saja mulai menonton sinetron itu, tapi tetap dengan warning : kalau ada adegan marah-marah dan 'kata-kata makian' harus di 'mute' (dimatikan volumenya).
Dan, saya pun sedang bersiasat hendak mencarikan hiburan tivi alternatif yang menghibur tapi mengandung edukasi.

Apa yah..kira-kira?
TV kabel? Kartun TV?

Kalau ku simak, kartun-kartun produk luar, banyak sekali unsur edukasinya. Contoh kartun Corious Gorge, dengan bintang seekor monyet yang lucu dan pintar. Kisahnya pun amat sederhana dan dapat dicerna oleh akal anak-anak. Mengajari anak menjadi kreatif dan mencari pemecahan atas suatu masalah.

Kenapa hal-hal positif ini tidak ditiru oleh produsen dalam negeri?
Malah memproduksi sinetron dengan cerita yang aneh dan tidak masuk akal.

Ampun deh...

Anti kemapanan

Weitss...judulnya politik banget?!

Nggak, aku nggak akan ngulas tentang politik, politikus, tikus di rumah politikus, atau apapun yang menyangkut tentang politik. Biar aja, politik berjalan dengan kacau balau dan bising...!@#**!!!
Males membahas dunia politik pada hari-hari belakangan setelah pemilu legislatif berakhir dan menjelang pemilihan presiden Juli 2009 mendatang....ribut, kacau balau dan maunya menang, nggak sportif dan nggak ada yang menjadi negarawan.
Lupakan politik di hari minggu, Kawan!

Walaupun judul di atas provokatif banget, tapi isinya tentang hal sederhana dalam hidup kita. Yah, kalau kalo ku pikir-pikir dengan matang, aku ini termasuk orang yang 'anti kemapanan' dalam artian aku bukanlah orang yang menikmati hal-hal yang teratur, berjalan sesuai ritme rutinitas, mendatar lurus dan kaku...

Setiap hari bekerja sesuai jadwal jam (dari 7 pagi sampai 6 sore), duduk di meja, tiap tanggal 1 terima gaji,...begitu terus...begitu terus, setiap hari sepanjang tahun.
Terasa amat membosankan, tetapi kadang (banyak juga) yang menikmati hal-hal teratur seperti itu...lurus kaku mendatar dan ritmenya begitu terus.

Padahal, kalau mengikuti naluriku, aku ini petualang yang haus akan rimba raya yang penuh aneka kejadian, silih berganti. Pengennya jadi wartawan, keliling dunia, melihat dunia di belahan dunia lain yang tidak sama setiap hari...melancong, mengembara, melompat...
Atau seperti pembawa acara kuliner keliling, meloncat dari satu daerah ke daerah lain...

Untuk menghindari kebosanan yang mengurungku itu, ku siasati dengan berlibur di hari minggu, atau berangkat dan pulang kerja tidak melalui jalan yang sama, berangkat kerja tidak selalu dengan kendaraan yang sama...main di luar dengan anak-anak dengan tema yang berbeda, jalan-jalan keliling... banyak lagi yang kucoba lakukan untuk menghindari 'kemapanan' yang kaku itu

Keteraturan kadang sesuatu yang membosankan, tetapi di keteraturan juga terdapat kenyamanan yang pasti...

So...gimana menurutmu?

Jam 02.01 Dinihari

Aku mau nulis apa yah...

Kayaknya sudah lama banget nggak nyorat-nyoret lagi blog-ku ini, padahal dulu niat bikin blog ini adalah untuk membuang semua ide yang ada dalam otakku. Melancarkan kembali hobby lama yang sempat terpendam. Pokoknya harus nulis. Apapun deh...

Walaupun aku jarang nulis di blog ini, aku juga nulis-nulis di Kompasiana, melongok FB, menulis di blog anak sulungku Alif (dan lagi merancang blog baru untuk anak ke-2 ku, Aby), dan blog-blog-ku yang lain di Wordpress.
Yah...memang banyak blog yang aku buat, dengan bidang khusus masing-masing...

Tapi, aku usahakan untuk terus 'mengurus' blog ini. Karena blog ini akan aku jadikan semacam 'jejak kenangan' untuk aku kelak. Biar suatu saat nanti, aku bisa menggali kembali semua kenangan yang terjadi di hari ini, yang akan menjadi hari lampau suatu saat nanti.
Blog ini aku bikin tidak ada spesialisasi bidang apa pun, apa yang mau aku coret dan tulis, aku tumpahkan di sini...

Seperti saat ini, jam 2 dini hari (Minggu, 03 Mei 2009), sambil nonton bola Real Madrid VS Barcelona, aku sempat-sempatin nulis blog ini. Nah...sementara di luar, baru saja turun rintik hujan setelah tadi cuma angin-angin besar yang menggoyangkan pohon salamku di teras.
Mama Alif, Alif dan Aby masih nyenyak...

Asyik, hujan turun di dini hari ini....suaranya indah

Senin, 20 April 2009

Naik bus BPP (Batam Pilot Project)

Minggu pagi, sekitar jam 9 lebih dikit.
Sehabis olahraga dengan anak-anak, tiba-tiba Mama Alif punya ide untuk mengajak anak-anak naik bus BPP keliling Batam.

Yah, selama ini memang sudah pengen banget ngerasain naik bus 'busway ala Batam' itu.
Apalagi anak-anak belum pernah ngerasain naik bus seumur hidupnya, kami juga selama di Batam ini belum sekalipun naik bus (atau angkutan kota) dan sejenisnya.
Kalo nggak motor, ya avanza kami.
So, klop deh... sekalian ngerasain gimana 'romansa' masa lalu ketika sering naik bus kota. Anak-anak juga biar tau, rasanya naik bus kota...

Bus BPP berangkat pukul 9, dengan rute Batam Centre ke Sekupang. Kami naik dari halte Engku Putri, dan membayar ongkos 3 ribu per orang. Alif membawa bekal 'burger palsu' yang di beli di Lapangan Engku Putri.
Mmm...bus berangkat, bangku cuma terisi 60%nya. Mungkin karena hari minggu, anak-anak sekolah dan para pekerja sedang libur, jadi bangku banyak yang kosong.

Lumayan juga naik bus kota, ada semriwing AC walau sedikit (cuma terasa 15% deh...ademnya)
Pintu bus-nya bisa buka-tutup sendiri.

Singkat cerita, kita sampai di daerah Sekupang setelah menempuh jarak sekitar 15 KM dan waktu 30 menit. Lho...di Sekupang kita mau ngapain?
Nggak ada, cuma mau ngerasain naik bus BPP aja...
Daripada nggak ada tujuan, kita makan mie keling yang berkuah kacang di warung terdekat, Aby dan Alif minum teh botol. Cuma itu aja acara di Sekupang, makan mie.

Setelah makan mie, kita menuju halte bus lagi, beli tiket lagi...dan pulang.

Yah, akhirnya kesampaian juga naik bus BPP keliling Batam. Minggu depan, kita mau coba lagi dengan jalur trayek yang baru...
Biar seru!

Bagaimana komentar Alif?
Dia cemberut, kepanasan dan kecapekan...hehehe

Sabtu, 18 April 2009

Rutinitas hari Sabtu

Aku postingkan tulisan ini pada pukul 7 malam,
dalam suasana kamar yang gerah dan panas. Entah kenapa bisa gerah begini?
Yah, akhir-akhir ini, suasana malam di Batam amat gerah dan panas... mungkin mau hujan kali, yah?

Aku mau mencoba mengulas kegiatan yang telah kulakukan dari tadi pagi, sampai 'awal' malam ini
Di ruang tengah, Aby dan Alif tengah memberantakkan mainannya. Mama sedang masak di dapur.
Sementara TV, sedang menyiarkan acara aneh 'ME VERSUS MOM' acara lucu-lucuan yang mengadu anak dengan mamanya. Mungkin tujuan acaranya hanya sekedar lucu-lucuan...
Tapi, menurutku aneh aja, anak kok disuruh ngelawan mamanya? Bukannya surga ada di telapak kaki ibu?
Entahlah...
dan saya masih menganggapnya sebagai acara aneh yang lucu...

Tadi pagi, setelah sholat subuh, seperti biasa aku menengok kebun kecilku di teras rumah, menyiramnya dengan air. Setelah itu, mencuci mobil sebentar (sekitar 30 menit)
Jam 7 pagi, mengantarkan Mama Alif ke pasar untuk belanja.
Acara belanja ini kami lakukan seminggu sekali, bukan tiap hari. Tujuannya jelas, untuk menghemat uang belanja hehehe...

Sampai di pasar (yang cuma berjarak 1 KM dari rumah kami), kami sarapan Bubur Bogor Mang Djadja dulu, di kedai kopi tiam, sudut pasar. Alif tidak ikut ke pasar pagi ini.
Entah, akhir-akhir ini dia jarang ikut dalam kegiatan kami...biasanya, kemana pun pergi, kami selalu ber-empat.
Mungkin karena dia sekarang sudah beranjak 'gede'
Males gabung dengan kegiatan-kegiatan kami...

Jam 7.30 WIB, Mama Alif belanja, aku dan si bungsu Aby jalan-jalan menyusuri udara pagi sambil menunggu Mama Alif selesai belanja.
Jam 8.15 WIB, belanja usai. Kami pulang...

Selepas mengantar Mama Alif belanja, aku berganti baju olahraga. Dan langsung meluncur ke GOR Bulu tangkis.
Olahraga bulu tangkis sampai jam 11 siang, selepas itu pulang, istirahat dan makan siang.
Alif sedang nonton tivi sambil main-main dengan Aby.

Jam 1 siang, mengantar Alif ke kursus piano (kibornya) sampai jam 2 siang.
Kadang, sambil menunggu Alif kursus piano selama 1 jam , aku menuju ke warnet buat posting ke Kompasiana, Blog ini, dan Blog wordpress lainnya.

Selesai kursus piano, jam 2 siang.
Kami main-main sampai jam 6 sore. Main macam-macam, dari mobil-mobilan, sampai robot-robotan. Biasanya, selepas maghrib kami muter-muter di sekitar perumahan dan pasar, untuk sekedar merasakan suasana malam.
Setelah itu, istirahat dan tidur deh...

Itulah rutinitas yang biasa kulakukan di hari Sabtu,
memang ada sedikit variasinya, tapi biasanya tak jauh-jauh dari kegiatan di atas.

Selesai aku posting ini, kami mau jalan-jalan...
muter-muter menikmati susana malam.

Jumat, 17 April 2009

Dramatis banget...

Meychan, duduk gelisah di dalam mobil, matanya resah
sementara di luar, Maia menangis meraung-raung, menghiba, meratap...

irama menyayat-nyayat,
sampai akhirnya Meychan keluar dari dalam mobil, dengan mata yang sangat dingin
sambil menatap kamera dengan acuh dan dingin, Meychan mencabik-cabik gitarnya
sementara Maia masih menangis, mengharap-harap kekasihnya...

irama rock mengalir mencabik-cabik keperihan jeritan Maia
...

Maaf, cerita di atas merupakan cuplikan video klip duo maia yang berjudul Serpihan Sesal.
ya, aku rasakan sangat dramatis banget, aku sangat menikmati adegannya.
Pas dan dapet banget dengan nuansa lagunya, yang sedih dan mengharap kehadiran kekasihnya

Aku paling suka,
adegan yang saling bertolak belakang, tapi pada dasarnya melengkapi satu dengan lainnya
seperti adegan tadi, antara rock dengan ratapan tangis.

atau, kalau kamu pernah nonton film Godfather, ada adegan ketika para musuh dibantai tetapi dengan musik yang bisu, terasa sepi
sehingga adegannya terasa banget, sadis namun artistik

atau, adegan ketika Alpacino membaptis anak angkatnya di gereja sementara di luar, para musuh-musuhnya dibantai oleh anak buahnya.
acara baptis selesai, adegan pembantaian pun ikut selesai.

Terasa bertolak belakang,
tapi kalo dipadukan dengan apik, akan menghasilkan adegan yang sangat dramatik.

Aku suka banget tuh.

Selasa, 14 April 2009

Akhirnya terbukti juga!

Yah, akhirnya terjadi juga ke-khawatiranku selama ini.
Beberapa waktu yang lalu aku sempat posting, tentang episode 'drama lanjutan' setelah acara 'pencontrengan' selesai. Ya, drama lanjutan itu berjudul : orang-orang yang tidak siap kalah, tapi pengen banget menang.

Aku bukan pendukung salah satu parpol, aku netral, bahkan parpol yang aku 'contreng' kemarin juga 'keok'. Btw, its oke..hehehe, no problemo. Aku juga bukan seorang loyalis.

Menurutku, dalam suatu pertandingan apapun 'musti' harus ada yang kalah dan yang menang.
Betul nggak?
Nggak mungkin semuanya kalah, atau semuanya menang. Itu sih bukan pertandingan, bos!
Nah...inilah, drama yang sekarang berlangsung : orang-orang yang 'kalah' pada berkumpul di rumah ketua umum salah satu parpol. Mending kalo cuma ngumpul, ngopi, dan makan kacang rebus. Ini, kumpul-kumpul dan memberikan statemen kalo pemilu sekarang adalah pemilu terburuk pasca reformasi.

Menurutku, nggak ada 'keributan' dan pemilu berjalan dengan lancar, aman, damai, sudah menunjukkan keberhasilan pemilu. Kalo masalah angka golput yang tinggi, itu hak warga negara masing-masing, mau milih atau nggak. Sekarang orang-orang udah pada ngerti dan paham kok...
So, nggak mesti dipaksa-paksain musti gini-gitu..

Masalah kecurangan?
Yeeeh, semua parpol dulu juga berbuat banyak kecurangan waktu kampanye, bahkan nyuri start sebelum kampanye... kenapa mereka nggak ribut-ribut?
Kenapa baru ribut sekarang setelah ketahuan hasil suaranya...

Udah deh, Juli nanti ada pemilihan presiden... kalo mau menang, cari cara yang jitu, manjur dan rakyat pada simpati.

Bosen, tiap hari ngeliat berita para orang tua dan 'orang gede' pada ribut melulu...
aku yang masyarakat awam aja santai dan tenang-tenang aja kok?

Together in red


foto ini aku ambil waktu pagi minggu kemarin, 12/04/2009, ketika kita main-main dan olahraga di Coastarina, Batam. Foto ini berlatar belakang angka 0 (nol), jadi...di taman Coastarina, tempat bermain anak-anak, ada deretan angka-angka besar mulai dari 0 sampai angka 9, dengan aneka warna. Nah si Aby, tiba-tiba merengek-rengek minta masuk ke dalam lobang angka nol.

Kebetulan, baju olahraga yang kami pakai berwarna merah, persis dengan warna angka nol-nya. So...tidak kami sia-sia kan momen 'together in red' ini. Tapi, kami bukan pendukung salah satu partai pemilu yah?

Kami netral! hehehe...

Senin, 13 April 2009

Sunda, ada dimana-mana Batam

Anda orang sunda?
Jangan khawatir kalau suatu saat berkunjung ke Batam, untuk melancong ataupun sekedar singgah sebelum menuju ke Singapur. Soalnya akhir-akhir ini, kurasakan 'nuansa sunda' mulai mewarnai hampir setiap sudut kota Batam.

Anda nggak percaya?
Ada Warung Sunda (atau biasa orang Batam nyebutnya : Warsun) di Nagoya, deket Lai-Lai Hotel, yang kalau jam makan siang, orang-orang pada numplek di situ. Ada RM Laksana, dekat perempatan Nagoya Hill, warung makan dengan nuansa masakan sunda juga. Saung Sunda Sawargi, di daerah Pelita.
Bandung Resto, di Carnaval Mall (My Mart), rumah makan yang menghidupkan kembali suasana mall yang sudah gulung tikar dan kusam itu.
Nah, apalagi para pedagang "bubur Bandung", sudah tidak bisa dihitung lagi jumlahnya.
Baru-baru ini, di puncak 'Sofonta' dekat simpang rujak, sudah berdiri warung Tahu Sumedang.

Wuih, aku rasa suku sunda sudah pada bedol desa, hijrah semua ke Batam ini. Sampai-sampai tukang sol sepatu pun ikut meramaikan suasana parahiyangan di Batam.
Ya, beberapa waktu yang lalu, aku pernah nge-sol sepatu, dan iseng-iseng ku tanya asalnya :
"Darimana Kang?"
"Abdi dari Bandung..."

Makanya, bagi anda urang sunda yang mau ke Batam, jangan takut...
kalau anda kesasar, banyak tempat yang bisa anda tanyai atau mungkin dia saudara anda yang minggat dari rumah? dan anda sedang cari-cari...?
Hehehe... cuma bercanda, Kang!

Rutinitas sebelum berangkat kerja


Setiap hari, pukul 7 WIB kurang 10 menit, ada rutinitas tidak tertulis yang harus aku lakukan, sebelum berangkat ngantor.
Apakah itu?...Yah, membawa Aby, si bungsu 2 tahunku, keliling komplek perumahan.

Entah, sejak kapan rutinitas 'wajib' ini kulakukan...
Kalo tidak kulakukan? Aby bisa nangis kenceng dan teriak-teriak. So, daripada meninggalkan dia dengan penuh linangan air mata, biar ku korbankan waktu 10 menitku.

Walaupun memang, rutinitas ini membuatku harus buru-buru ngantor, ngebut... kalo tidak mau terlambat dan 'tunjangan intensif' dipotong.
Oke deh, demi si bungsu yang 'ganteng nggak ketulungan' itu, aku dan Mama Alif rela membawa dia muter-muter.

Padahal si Alif, kakaknya yang sulung, dulu tidak pernah punya prilaku begitu...
Alif tidak pernah nangis teriak-teriak, kalo kami berdua berangkat ngantor. Dia tenang-tenang saja...dan cenderung cuek.
Kami berangkat dengan tenang, dengan ciuman manis di keningnya.

Nah, walopun dari 'pabrik' yang sama, ternyata 'output'nya bisa beda yah?
Aby harus dimanjakan dulu dengan membawanya muter-muter keliling komplek, sementara Alif 'cuek bebek' aja.

Begitulah, satu diantara sekian banyak tingkah pola duo gantengku...

Sabtu, 11 April 2009

Nemu foto BK


Ups, nemu foto Bung Karno yang berwarna nih,
selama ini, kalau dapet foto Bung Karno selalu hitam dan putih.

Keren juga, kalo berwarna...
agak memancarkan 'romantisme' masa lalu.
foto ini aku dapet dari http://community.kompas.com/read/artikel/2666,
thanks ya Mas...

Aku cuma suka sejarah, bukan penggemar, pengagum apalagi pemuja...

Ulasan iseng dan gak penting

Postingan ini aku kirim via warnet, di suatu sudut pasar, sambil iseng menghabiskan waktu menunggu putra sulungku, Alif yang sekarang sedang latihan angklung.
Yah, latihan angklung adalah pelajaran 'tambahan bonus' yang diberikan oleh kursus kibor-nya.
Oke deh, akhirnya sambil nunggu dia, aku meluncur ke warnet dan ngetik tulisan ini.

Mau nulis apa?
Ini aja deh, analisa iseng-iseng tentang rontoknya partai besar (Golkar dan PDIP) oleh Partai Demokrat (PD) pada perolehan suara tahun 2009 ini.
Btw, ini analisa iseng-iseng aja loh yah...jangan dianggap serius, apalagi sampai dimasukin hati.
Ini ulasan 'gak penting', tapi boleh kan kalo orang awam mencoba bikin analisa 'gak penting'?
(buat para pakar analisis politik, sorry bro...)

Gini perolehan suara yang didulang oleh PD yang mencapai kisaran 20% benar-benar membuatku melongo bengong. Gila...hebat bener nih partai! Padahal perolehan suara tahun 2004 dulu, cuma sekitar 8% aja.
Kalo pemilu 2009 ini dapet 20%, berarti melonjak pesat sekitar 300%. Partai mana coba, di dunia ini, yang mampu menyaingi lonjakan pesat itu?

Terus, partai-partai besar yang dulu menang, cuma dapat 14%. Kenapa bisa merosot tajam begini? Kemana larinya semua suara dulu?
Tapi saya bersyukur juga dengan kejadian ini, setidaknya jadi bahan pertimbangan partai elit partai (terutama partai-partai gede), kalo mau menang tuh harus serius, jangan asal-asalan, jangan sok ge-er, lakukan survey dan jangan memandang enteng partai kecil.
So kuncinya, harus digarap dengan serius dan bener.

Lihat, gerakan PD saat ini. Suasana kampanye diatur dengan baik, jangan asal mendatangkan artis dangdut dan obral 'goyangan aneh' seenaknya aja. Pake standar, pake aturan, dipoles dengan tata artistik yang enak.
Materi iklan di TV juga diperhatikan, yang intelektual dan santun. Tidak asal ngoceh, ngamuk-ngamuk nggak karuan, menghujat-hujat tanpa dasar.

Lihatlah, hasilnya. Melalui berbagai tahap pencitraan yang baik, PD bisa meraih suara 3 kali lipat dari pemilu 2004 yang dulu.
Yang lainnya? silahkan berharap dari langit, kalau masih pake cara-cara tradisional dan aneh.

Inget, pemilihan Presiden tinggal beberapa bulan lagi...
Kalo nggak mau kejeblos di lubang yang sama, harus pakai strategi yang jitu; jangan mengandalkan wangsit dan goyangan dangdut yang aneh.
Garaplah yang serius dan intelektual mulai dari sekarang...

Tapi maaf,
ini cuma ulasan iseng dan gak penting loh ya?
Plis, jangan dimasukin dalam hati, Mas, Mbak, Pak, Oom...!

Sabtu sore, Minggu pagi

Aku postingkan tulisan ini, jam 10 minggu pagi, setelah tadi berolahraga, sarapan bubur Bandung, dan sedikit mencuci mobil untuk (kembali) mengeluarkan keringat.

Yap, waktu yang paling aku sukai adalah sabtu sore dan minggu pagi. Waktu dimana serasa penuh taburan bunga, detik berhenti dan kita bisa berkumpul dengan keluarga. Kalau si Elo (penyanyi muda yang nggak gondrong lagi itu) menyukai pukul 16.20 sore (dimana matahari lagi bagus-bagusnya, kata dia), maka waktu yang paling aku sukai adalah sabtu sore dan minggu pagi ini.

Waktu tersebut, khusus aku persembahkan untuk keluargaku, terutama si duo ganteng Alif dan Aby, setelah lima hari penuh, hampir mereka tidak bisa bermanja-manja dan bermain bersama ibu bapaknya. Yah, inilah waktu penebusan dosa buat mereka.
Makanya males banget kalau pas sabtu sore dan minggu pagi, diganggu lagi dengan kegiatan kantor atau kegiatan resmi lainnya.

Maklum, si Alif dan Aby terpaksa terbawa irama kehidupan 'kota', Mama Papanya kerja 5 hari dari pukul 7 pagi sampai pukul 6 sore. Selebihnya ketemu cuma beberapa jam, sekedar untuk main mobil-mobilan atau mengantarkan Alif menuju ke mobil jemputan sekolahnya.

Padahal dulu, aku anak kampung tulen, Mamanya juga anak desa sejati. Tiap hari ketemu sama ibu bapakku, hampir sepanjang hari, kapan pun kami mau. Beda banget dengan duo anakku.
Tidak bisa merasakan kehadiran ibu-bapaknya sepanjang hari seperti aku dulu...

Makanya, sabtu sore dan minggu pagi adalah waktu yang terbungkus rapih untuk mereka. Dan alhamdulillah, minggu pagi tadi kita bisa puas bermain dan berolahraga di OCARINA, sebuah kawasan wisata terpadu di pinggir laut kota Batam.
Main bola, lari-lari, mencoba sarana olahraga, menikmati angin pantai, dan duduk minum sebotol air dingin.

Jam 9 pagi, keluar dari OCARINA, mencari sarapan bubur Bandung yang mulai menjamur di kota Batam ini.
Alhamdulillah juga, Alif dan Aby mau makan buburnya lumayan banyak (kecapekan kali, yah? hehehe...)

Setelah itu pulang ke rumah, istirahat.
Aku, cuci mobil sebentar dan memostingkan tulisan ini.

Eh, asyiknya lagi...pagi minggu ini, saat aku ngetik postingan ini, gerimis turun.
Beautiful morning...

Thailand...Oh, Thailand

Pernah dengar berita tentang demonstrasi di Thailand?
Berita terakhir di TV-TV : para demonstran pendukung perdana menteri Thaksin memblokade tempat penyelenggaraan ASEAN Summit di Pattaya.

Entah bagaimana nasib negeri tetangga itu,
tiap ganti pemerintahan selalu jatuh oleh demonstrasi, turun oleh unjuk rasa.

Ganti perdana menteri, demonstrasi...
Ganti perdana menteri, unjuk rasa...

Entah bagaimana negara itu menjalankan pemerintahannya. Ibarat rumah tangga nih, baru nyusun anggaran dan rencana buat belanja bulanan, sudah direcoki dan minta ganti.
Bagaimana mau nyari duit buat belanjanya? Kapan belanjanaya..?
Malah anak-anak kita yang kelaparan gara-gara nggak belanja-belanja juga.

Sudahlah,
kalau setiap kepala dituruti kehendak dan kemauannya, ada sejuta milyar yang harus kita kerjakan. Tetapi tidak ada satu pun yang dapat diselesaikan.

Kalau tidak puas, silahkan salurkan ke jalur yang benar...
Jangan bikin kacau dan ribut atas nama rakyat, padahal gara-gara ulah segelintir orang yang nggak bisa menduduki kursi kekuasaan.
Rakyat mah nurut aja, yang penting hidup makmur dan nyaman, tidak ribut dan tidak kesusahan...

Thailand,
adalah pembelajaran yang baik untuk kita semua.
Kalau demokrasi dibangun berdasarkan kehendak segelintir orang atau sekelompok gerombolan, bisa kacau balau.

Pelatih, sang peracik jamu

Saya posting tulisan ini sekitar jam 3 pagi, seusai menyaksikan pertandingan sepakbola La Liga di RCTI antara Barcelona VS Recreativo, dan dimenangkan oleh Barca dengan skor 2-0.

Sejak ditangani oleh pelatih Pep Guardiola, permainan Barca makin kinclong aja, terasa hidup dan bersinar. Beberapa hari yang lalu, Barca baru saja menyikat Bayern Munchen 3-0 di Laga Champion Eropa. Tinggal beberapa pertandingan lagi, dia bakal menjadi juara La Liga musim ini, kalau grafik permainannya tetap konstan dan stabil.

Padahal, awal-awal liga waktu di arsiteki oleh Frank Rijjkard, jalannya Barca limbung dan terseok-seok, hampir kalah melulu, makanya Rijjkard langsung dipecat. Eh, begitu diganti pelatihnya oleh Pep Guardiola, Barca langsung kinclong lagi. Bersinar terang.

Kenapa yah?
Padahal komposisi pemainnya sama, yah itu-itu juga. Tapi kok permainnya jadi terasa berbeda?

Setelah kupikir-pikir, pelatih sepakbola tuh mirip-mirip tukang racik jamu. Yah, dengan bahan-bahan jamu yang sama, dia bisa meracik jamu yang tepat untuk mengatasi nyeri lambung, sakit kepala, encok, atau pusing-pusing.
Tapi, kalo dia tidak tepat meracik jamu, bisa-bisa kita yang makin pusing-pusing dan pingsan.

Lihatlah dulu, tim besar sekaliber Real Madrid, yang bertaburkan pemain-pemain bintang dunia; ada Beckham, Zidane, Luis Figo, Cannavaro dan lain-lain, seakan gudangnya pemain bintang dunia semua, kumpul di Real Madrid. Sampai-sampai mereka dijuluki Los Galaticos, Team dari Galaksi Lain.
Tapi hasilnya?
Nggak hebat-hebat amat, malah terlihat melempem dan pernah keok oleh team gurem.

Padahal penuh pemain bintang, tapi permainannya standar banget. Lalu diganti pelatihnya, dengan komposisi pemain yang sama, eh langsung ada dampak perubahan dan berhasil meraih tropi juara La Liga.

Kalau Manchester United, kayaknya pelatih Alex Ferguson merupakan peracik jamu yang hebat. Bertahun-tahun dia melatih MU, hasilnya tetap terasa. Konstan di jalur juara, walaupun sempat naik dan turun dalam perolehan piala Liga Inggris. Tapi nggak jeblok-jeblok amat sampai merosot ke papan tengah.
Bahkan dia seringkali melahirkan para bintang dari asuhannya, seperti Cantona, Beckham, dan Christiano Ronaldo.

Begitulah sepakbola.
Kalau pelatihnya nggak jago meracik ramuan para pemain yang ada, kadang-kadang team besar pun tumbang juga oleh team kecil. Bahkan terasa monoton kalau kita menonton pola mainnya.
Btw, di sepakbola juga ada yang namanya : Dewi Fortuna. Sehebat apapun sang pelatih meracik para pemain hebat, kalau Dewi Fortuna belum memihak, tuh bola nggak masuk-masuk juga ke gawang lawan.

Tadi malam pun, Lionel Messi yang biasanya jago meliuk-liuk dan menceploskan bola dengan mudah, seakan mati kutu. Bahkan, tendangan pinaltinya berhasil ditangkap dengan mudah oleh kiper Recreativo.

Kenapa yah...?
Bola memang bundar!

Ayo rame-rame pada koalisi!

Belum kelar KPU menghitung hasil Pemilu 2009, para petinggi partai sudah mulai kasak-kusuk hendak merancang koalisi. Yah koalisi! Kata itu menjadi sangat populer dua hari setelah Pemilu.

Entah bagaimana konsepnya,
yang jelas para elit partai itu sudah mulai kunjung sana, kunjung sini

"Nih, gue punya modal 5% suara, gue mau posisi Cawapres..."
"Ah, modal segitu mah...paling banter posisi menteri daerah tertinggal.."
mungkin kayak gitu kali, yah? obrolan para petinggi partai yang pada ngumpul-ngumpul itu?

Atau kayak gini :
"Nih, gue punya modal 14% suara, elo punya 14% suara...kita join aja, jadi oposisi..."
"Apa menariknya oposisi? Rugi gue dong, nggak dapet posisi menteri apa pun?"
Kayak gitu nggak sih? hehehe...

Ah, itu cuma hayal-hayalanku saja, cuma bualan semata sambil menyaksikan berita tentang koalisi di TV

Tapi, mustinya neh...
Mau koalisi kek, rebutan kursi kek, bagi-bagi jatah menteri kek, yang penting tuh masyarakat dan rakyat yang jadi tujuan utama
Bukan untuk kepentingannya sendiri aje...

Koalisi mah koalisi, pikirin kami yang rakyat juga dong, Mas!

Ruli di Batam

Hari ini,
nggak kerasa ternyata aku sudah 3 tahun lebih menetap di Batam. Yah, Batam! sebuah pulau kecil kalau kita lihat di peta dunia. Setitik pulau kecil di propinsi Kepulauan Riau, yang berdekatan dengan Singapura.

Pertama kali menginjakkan kaki di Bandara Hang Nadim, belum bisa menilai pulau ini. Kecuali para sopir taksinya yang tidak mau memakai argo, dan menentukan argo taksi berdasarkan tawar-tawaran harga, persis kayak kita beli ikan atau sayuran di pasar.
Mmm...bagaimana para pelancong akan mau kesini lagi, kalo sambutan awalnya kurang menggembirakan begini..?

Keluar dari gerbang bandara, menyusuri jalanan yang bersih, mulus dan rapih, hatiku mulai berbunga-bunga. Eh, keren juga kota ini yah...? Bersih dan nyaman, gumamku dari balik jendela taksi.
Itulah kesan pertama, yang membuatku jatuh cinta...

Hari berganti, bulan berubah, tahun bertambah...
semakin ku susuri kota Batam, semakin terasa nggak indah. Pupus sudah cinta pada pandangan pertamaku terhadap kota ini...
Ternyata ada hal mendesak yang harus dibenahi oleh kota Batam, hal itu bernama : Ruli...

Yah, ruli atawa rumah liar. Gubuk-gubuk liar seadanya yang terbuat dari bahan triplek atau bahan batako yang rapuh itu menyesaki seluruh sudut Batam. Kemanapun kau menyusuri Batam, akan kau temui gerumbulan gubuk liar itu...

Aku maklum kalau pemukiman merupakan hal yang urgen di sini. Soalnya kita harus mahfum, kalo Batam ini tempat para pekerja dari seluruh penjuru Indonesia datang, mencari pekerjaan. Mirip contekan kota Jakarta, yang didatangi manusia dari penjuru Indonesia.
Begitu juga di Batam ini, orang berdatangan ke sini, atau para TKI/TKW yang dideportasi dari Singapur atau Malaysia, yang nggak mau pulang kampung, akhirnya menetap di Batam.

Maka tumplek-lah semua suku dan ras di sini, menghuni rumah-rumah liar di tanah yang kosong...
Ironis yah?

Dan, mustinya pemerintah setempat mengantisipasi hal ini...
Caranya? Bikinlah rumah susun sangat sederhana dengan angsuran kredit yang murah dan waktu yang lama (30 tahun?), untuk memiliki rumah susun sangat sederhananya...
Daripada membuat proyek-proyek yang tidak jelas dan terbengkalai?
Gini,
Bikinlah rusun sangat sederhana dengan angsuran kredit per bulan 100 ribu, di cicil selama 30 tahun untuk memilikinya. Pasti orang-orang yang selama ini tinggal di ruli, akan setuju memiliki rumah sendiri, walaupun sangat sederhana. Dengan mencicil 100 ribu per bulan, orang-orang akan giat bekerja mencari uang untuk menutupi angsurannya.
Kalau tidak mampu bayar? Silahkan meninggalkan rumahnya, untuk digantikan oleh orang lain...
Kalau dibeli oleh orang kaya untuk dijadikan kontrakan? Yah, tegas...jangan boleh!
Sorry, bukannya menggurui atau mengajari, ini cuma renunganku saja di malam gerah ini...
Boleh ditolak, dibantah atau dicampakkan...

Jumat, 10 April 2009

Sambil nunggu...

Sambil nunggu anakku sulung, Alif yang sedang les kibor (piano), aku manfaatkan waktu dengan mencuci sepeda motorku di ujung pasar, kemudian memostingkan tulisan ini, di sudut pasar yang lainnya, sampai nanti jam 2 siang datang.

Apa yang mau ku posting?
Entahlah, yang penting waktu setengah jam 'menunggu' ini tidak terbuang percuma begitu saja.

Aku cerita tentang usaha pencucian motor tadi aja, yah?
Bagus juga sih, banyak lapangan usaha mandiri tercipta dan menampung beberapa pemuda yang menganggur dan susah mencari kerja. Modalnya, kayaknya tidak terlalu gede...
Yah, dibandingkan dengan usaha pembuatan kantor konsultan untuk pencitraan partai politik, yang juga marak akhir-akhir ini? hehehe...

Cukup air, kompresor, sabun, alat cuci, beberapa pengharum ruangan, dan pernik-pernik pembersih kendaraan bermotor lainnya.
Kerjanya tidak terlalu berat, tinggal semprotkan air, cuci seluruh bagian motor, bersihkan, keringkan, gosok cairan pengkilap, keringkan, selesai.

Tapi, ada satu hal yang terlupa nih...aku perhatikan tadi, sang pemuda pencuci motor tidak terlalu bersungguh-sungguh membersihkan bagian motorku bahkan terkesan asal-asalan...
Mmm...ini deh, yang membuat langganan pada minggat dan enggan datang ke sini lagi.
Tidak sadarkah itu, hai sang pencuci motor?

Inget loh, persaingan usaha makin ketat, jangan sembrono dan sembarangan dalam melayani pelanggan, apalagi kalo kita bergerak di bidang industri jasa...
Dalam industri jasa, pelayanan prima kepada pelanggan itu hal yang mutlak dan harus!
Beda pelayanan yang kecil aja, bisa jadi unsur runtuh atau kokohnya suatu industri jasa....
Misalkan bank, kalo sang customer service males senyum sama nasabah, bisa males orang nabung ke bank yang sama

Begitu pun dengan usaha pencucian motor ini,
sang pencuci malas-malasan mencuci motor kita, kita juga jadi males buat dateng nyuci ke tempat dia...
Bener nggak sih?

Eh, ngomong-ngomong jam 2 siang sebentar lagi,
aku harus menjemput Alif di tempat kursusnya......

Yang Ngambek, Yang Oposisi

Sebelum sholat maghrib, putra sulungku Alif ngambek, gara-garanya aku mengganti chanel TV nya (sinetron aneh dengan judul Tarzan Cilik), dengan stasiun TV yang menayangkan quickpoint Pemilu.

Aku pengen tau, posisi 10 partai terbesar, apakah masih tetap sama atau sudah bergeser. Eh, ternyata tetap sama...
Dan partai pilihanku masih tetap kalah hehehe...

Btw, kemudian yang membuat aku 'sebel' adalah berita-berita para petinggi partai yang pada ngambek, menyalahkan 'kecurangan' pemilu dan bersemangat akan beroposisi...
Gile beneeerr...
Aku yang rakyat jelata dan jelas-jelas partai pilihanku kalah, santai aja kok...kalah atau menang, itu mah biasa dalam pertandingan apa pun

Pagi-pagi buta sudah ngomongin 'oposisi'?
Ngapain sih oposisi? paling-paling mau ngerecoki program pemerintah, dan bukannya mengkoreksi dengan sehat...
Soalnya, selama inilah yang aku saksikan bentuk oposisi yang ada di Indonesia baru-baru ini

Makanya, cuma orang-orang ngambek dan kalah dalam politik yang mau membikin oposisi di pagi buta begini...
persis anak kecil umur 6 tahun, yang ngambek gara-gara chanel TV nya aku ganti....
Padahal para pemimpin partai itu para orang dewasa yang ngaku negarawan lho,

Berarti anakku, ada bakat jadi calon oposisi neh?
GAWAT!

Kamis, 09 April 2009

Kita liat aja nanti

Proses awal Pemilu sudah usai, tinggal penghitungan suara dan menentukan berapa jumlahnya, siapa yang menang, siapa yang kalah...

Dan biasanya neh, seperti beberapa kejadian di banyak cerita di Indonesia, setelah proses ini selesai, akan banyak sekali gugatan, protes, mosi tidak percaya, dan lain-lain sebagainya...Seperti pertandingan sepakbola, kalau kalah...protes, ngamuk! pemilihan gubernur, akhirnya protes dan ngamuk juga... dan, banyak contoh kejadian lainnya. Panjang dan males, saya untuk menyebutkannya..
Nah, kita lihat saja nih bagaimana kelanjutan cerita hasil pemilu kali ini...?

Bukankah engkau telah berjanji : akan siap menang dan siap kalah, akan menjaga pemilu ini damai dan aman?
Kalau nggak bisa menunjukkan itu semua, kita tau deh...bagaimana kualitas kenegarawan para politisi kita. Apakah seorang emosional yang suka ngamuk-ngamuk, atau seorang negarawan yang berjiwa besar?

Inget loh, masih ada pemilihan presiden Juli 2009 mendatang...
kalau saat ini partai anda kalah, introspeksilah dari sekarang, siapkan formula tercanggih untuk merebut kemenangan di pemilihan presiden nanti, jangan sampai kalah lagi...
kalau saat ini partai anda menang, pertahankan kemenangan anda, jangan sampai direbut oleh pesaing kita. Nah, kan asyik tuh, kompetitif?

Tapi jangan lupa, kalau udah selesai pertandingan, ucapkan salam untuk pemenang.
Jaga semangat dan tradisi sportifitas untuk anak-cucu kita, malu atuh...tua-tua pada musuhan gara-gara rebutan kursi? bener nggak sih...?

Nyontreng!

Yup, hari ini 9 April 2009, aku ikutan nyontreng tadi siang jam 11 lewat.
Hari ini, aku masih warga negara yang mempunyai hak memberikan suaranya, satu suara yang ikut menentukan arah Indonesia.

Tadi, rencananya mau nyontreng jam 9 pagi, tapi molor menjadi jam 11, karena ternyata banyak warga di perumahanku yang pada antri. So, daripada gosong dibakar panas matahari di siang itu, aku memutuskan untuk menunda saja.
Biar saja orang-orang dulu yang nyontreng, aku belakangan aja deh.
Berarti cukup antusias juga, pemilihan umum kali ini? I dont know, penghitungan suara belum diputuskan hasilnya.

Nah, daripada nunggu sia-sia, akhirnya aku, mama alif, alif dan aby, memutuskan untuk mencukur rambut Aby dan Alif yang sudah mulai gondrong.
Meluncurlah kami ke tukang cukur rambut terdekat, dan..kres...kres..kres, dua bocah gantengku itu dipermak rambutnya.

Selesai dari tukang cukur, kami nongkrong di warung kopi untuk makan siang, di sana kita cuma makan nasi goreng dan dua gelas es teh. 30 menit berlalu, selepas itu kami meluncur pulang untuk kembali ke TPS, untuk nyontreng!
Yah, aku harus nyontreng....harus! Akulah sang warga negara yang mempunyai hak itu.

Ternyata dalam perjalanan pulang dari warung makan, Aby tertidur pulas. Sudah deh, kita belok dulu ke rumah untuk menidurkan Aby.

Kami ke TPS bertiga, aku, mama alif dan Alif. mendaftar ulang, menunggu, dan dipanggillah nama-nama kami. Dengan langkah mantafff menuju ke pintu TPS...
Eh, ternyata Alif ikut nimbrung juga, ...? sudah deh, akhirnya Alif juga ikutan masuk ke bilik suara yang kecil itu, ikut nyontek apa yang aku hendak contreng...
"Milih apa, pa?" tanya Alif mengintip.
Ih, anak 6 tahun ini sudah tau juga pilihan umum.
"Milih partai ****** aja Pa..." Alif membujuk di bilik suara itu.
"Emang kenapa?" tanyaku makin penasaran, jangan-jangan dia ternyata kader sejati partai itu?
"Soalnya partai ****** itu baik..."
Gubrak! ternyata anak sulungku yang 6 tahun sudah termakan janji-janji kampanye itu...
DAHSYAT!

Btw, boleh nggak sih ngajak anak kecil ke bilik suara?
Dia mengarahkan aku untuk memilih partai tertentu lagi...

Tetapi tenang, pilihanku tidak tergoyahkan oleh bujukan Alif di bilik suara itu.
Apa sih partai yang ku contreng tadi?
RAHASIA!
Alif yang mencoba-coba membujuk dan mengintip pilihan contrenganku juga nggak tau kok...

Rabu, 08 April 2009

Menyusuri Jalan Kecil

Aku paling suka menyusuri jalan-jalan kecil, menikmati hal-hal kecil yang terjadi di sekitarnya. Seperti pagi itu, menyusuri jalanan kecil, bertanah merah yang di kanan kirinya di tumbuhi ilalang yang sedang berbunga.
Aku menyaksikan rumah gubuk berdinding triplek, dengan sisa-sisa barang rongsokan yang menumpuk di samping rumahnya. Melihat tiga orang kuli bangunan tengah berjalan. Sepuluh meter lagi, aku lihat dua tukang sol berjalan beriringan.

Hampir aku lakukan setiap hari, menyusuri jalan-jalan kecil yang jarang dilalui kendaraan bermotor. Entah kenapa, cuma suka saja.
Terus mencari dan menyusuri jalan kecil yang lainnya.

Selasa, 07 April 2009

Nunggu Liga Champion

Aku nulis coretan ini, untuk membuang waktu sambil menunggu siaran liga champion di RCTI.

Kalo menurut jadwal yang aku baca di koran Kompas sih, pukul 01.30 WIB antara MU dan FC Porto. Siapa yang bakal menang? itu yang sedang aku nantikan.

Aku dukung siapa?
Yang pasti, aku menjagokan team underdog, kuda hitam yang tidak diperhitungkan. Untuk membuktikan kalau 'akar itu lebih berarti daripada bunga'
Akar adalah bunga yang menaklukan kesombongan...

Rasanya puas aja, kalau menyaksikan team bertabur bintang dan berlimpahan milyaran uang, keok gara-gara team kecil yang dianggap remeh. Biar orang yang suka taruhan pada bangkrut, dan menjungkirbalikkan teori para pengamat bola.
Hehehehe...

Btw, bola itu bundar dan show must go on!
Siapapun yang menang, yang penting permainannya berkualitas dan enak ditonton...

Selamat menyaksikan!

Undangan dari KPU

Selepas maghrib, datang seorang lelaki membawa dua carik kertas di tangannya. Aku kira salesman atau tamu yang menanyakan alamat seseorang.
Ternyata dugaanku salah semua, ternyata dia adalah petugas KPU yang menyerahkan secarik kertas dengan gambar KPU di sudut kiri atasnya dan judul "SURAT PEMBERITAHUAN WAKTU DAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA".

Surat undangan untuk mengikuti Pemilu pada hari kamis, pukul 07.00-12.00.
Dua carik kertas itu untuk aku dan istriku, sementara anakku nggak mungkin dong ikut 'nyontreng', soale belum cukup umur. Alif 6,6 tahun, dan Aby 2,1 tahun.

YESS! Akhirnya dapat juga surat ini. Surat yang menunjukkan saya masih diakui sebagai Warga Negara untuk melaksanakan haknya. Boleh-boleh saja banyak pihak yang mencibir, pesimis, ataupu malas-malasan dengan pemilihan umum 2009 ini, bahkan nyata-nyata akan menyatakan golput. Tapi sorry man....aku nggak mau golput!

Sejelek apapun kualitas para caleg yang ada sekarang, aku harus menentukan pilihan! dan aku yakin, diantara belantara rimba caleg yang busuk dan tidak kualifiad, masih ada yang punya niat baik membangun negeri ini.

So, aku harus memanfaatkan momen berharga bagi negara ini.
Sorry, buat kamu-kamu yang punya niat golput, aku nggak bisa ngikutin jalanmu. Negeri ini punyaku, so aku juga punya andil menentukan jalannya negara ini.

Bagi yang mo nyontreng, selamat nyontreng!
Gunakan hak pilihmu dengan cerdas, jangan pilih caleg busuk dan culas...Vote for Indonesia!