Senin, 20 April 2009

Naik bus BPP (Batam Pilot Project)

Minggu pagi, sekitar jam 9 lebih dikit.
Sehabis olahraga dengan anak-anak, tiba-tiba Mama Alif punya ide untuk mengajak anak-anak naik bus BPP keliling Batam.

Yah, selama ini memang sudah pengen banget ngerasain naik bus 'busway ala Batam' itu.
Apalagi anak-anak belum pernah ngerasain naik bus seumur hidupnya, kami juga selama di Batam ini belum sekalipun naik bus (atau angkutan kota) dan sejenisnya.
Kalo nggak motor, ya avanza kami.
So, klop deh... sekalian ngerasain gimana 'romansa' masa lalu ketika sering naik bus kota. Anak-anak juga biar tau, rasanya naik bus kota...

Bus BPP berangkat pukul 9, dengan rute Batam Centre ke Sekupang. Kami naik dari halte Engku Putri, dan membayar ongkos 3 ribu per orang. Alif membawa bekal 'burger palsu' yang di beli di Lapangan Engku Putri.
Mmm...bus berangkat, bangku cuma terisi 60%nya. Mungkin karena hari minggu, anak-anak sekolah dan para pekerja sedang libur, jadi bangku banyak yang kosong.

Lumayan juga naik bus kota, ada semriwing AC walau sedikit (cuma terasa 15% deh...ademnya)
Pintu bus-nya bisa buka-tutup sendiri.

Singkat cerita, kita sampai di daerah Sekupang setelah menempuh jarak sekitar 15 KM dan waktu 30 menit. Lho...di Sekupang kita mau ngapain?
Nggak ada, cuma mau ngerasain naik bus BPP aja...
Daripada nggak ada tujuan, kita makan mie keling yang berkuah kacang di warung terdekat, Aby dan Alif minum teh botol. Cuma itu aja acara di Sekupang, makan mie.

Setelah makan mie, kita menuju halte bus lagi, beli tiket lagi...dan pulang.

Yah, akhirnya kesampaian juga naik bus BPP keliling Batam. Minggu depan, kita mau coba lagi dengan jalur trayek yang baru...
Biar seru!

Bagaimana komentar Alif?
Dia cemberut, kepanasan dan kecapekan...hehehe

Sabtu, 18 April 2009

Rutinitas hari Sabtu

Aku postingkan tulisan ini pada pukul 7 malam,
dalam suasana kamar yang gerah dan panas. Entah kenapa bisa gerah begini?
Yah, akhir-akhir ini, suasana malam di Batam amat gerah dan panas... mungkin mau hujan kali, yah?

Aku mau mencoba mengulas kegiatan yang telah kulakukan dari tadi pagi, sampai 'awal' malam ini
Di ruang tengah, Aby dan Alif tengah memberantakkan mainannya. Mama sedang masak di dapur.
Sementara TV, sedang menyiarkan acara aneh 'ME VERSUS MOM' acara lucu-lucuan yang mengadu anak dengan mamanya. Mungkin tujuan acaranya hanya sekedar lucu-lucuan...
Tapi, menurutku aneh aja, anak kok disuruh ngelawan mamanya? Bukannya surga ada di telapak kaki ibu?
Entahlah...
dan saya masih menganggapnya sebagai acara aneh yang lucu...

Tadi pagi, setelah sholat subuh, seperti biasa aku menengok kebun kecilku di teras rumah, menyiramnya dengan air. Setelah itu, mencuci mobil sebentar (sekitar 30 menit)
Jam 7 pagi, mengantarkan Mama Alif ke pasar untuk belanja.
Acara belanja ini kami lakukan seminggu sekali, bukan tiap hari. Tujuannya jelas, untuk menghemat uang belanja hehehe...

Sampai di pasar (yang cuma berjarak 1 KM dari rumah kami), kami sarapan Bubur Bogor Mang Djadja dulu, di kedai kopi tiam, sudut pasar. Alif tidak ikut ke pasar pagi ini.
Entah, akhir-akhir ini dia jarang ikut dalam kegiatan kami...biasanya, kemana pun pergi, kami selalu ber-empat.
Mungkin karena dia sekarang sudah beranjak 'gede'
Males gabung dengan kegiatan-kegiatan kami...

Jam 7.30 WIB, Mama Alif belanja, aku dan si bungsu Aby jalan-jalan menyusuri udara pagi sambil menunggu Mama Alif selesai belanja.
Jam 8.15 WIB, belanja usai. Kami pulang...

Selepas mengantar Mama Alif belanja, aku berganti baju olahraga. Dan langsung meluncur ke GOR Bulu tangkis.
Olahraga bulu tangkis sampai jam 11 siang, selepas itu pulang, istirahat dan makan siang.
Alif sedang nonton tivi sambil main-main dengan Aby.

Jam 1 siang, mengantar Alif ke kursus piano (kibornya) sampai jam 2 siang.
Kadang, sambil menunggu Alif kursus piano selama 1 jam , aku menuju ke warnet buat posting ke Kompasiana, Blog ini, dan Blog wordpress lainnya.

Selesai kursus piano, jam 2 siang.
Kami main-main sampai jam 6 sore. Main macam-macam, dari mobil-mobilan, sampai robot-robotan. Biasanya, selepas maghrib kami muter-muter di sekitar perumahan dan pasar, untuk sekedar merasakan suasana malam.
Setelah itu, istirahat dan tidur deh...

Itulah rutinitas yang biasa kulakukan di hari Sabtu,
memang ada sedikit variasinya, tapi biasanya tak jauh-jauh dari kegiatan di atas.

Selesai aku posting ini, kami mau jalan-jalan...
muter-muter menikmati susana malam.

Jumat, 17 April 2009

Dramatis banget...

Meychan, duduk gelisah di dalam mobil, matanya resah
sementara di luar, Maia menangis meraung-raung, menghiba, meratap...

irama menyayat-nyayat,
sampai akhirnya Meychan keluar dari dalam mobil, dengan mata yang sangat dingin
sambil menatap kamera dengan acuh dan dingin, Meychan mencabik-cabik gitarnya
sementara Maia masih menangis, mengharap-harap kekasihnya...

irama rock mengalir mencabik-cabik keperihan jeritan Maia
...

Maaf, cerita di atas merupakan cuplikan video klip duo maia yang berjudul Serpihan Sesal.
ya, aku rasakan sangat dramatis banget, aku sangat menikmati adegannya.
Pas dan dapet banget dengan nuansa lagunya, yang sedih dan mengharap kehadiran kekasihnya

Aku paling suka,
adegan yang saling bertolak belakang, tapi pada dasarnya melengkapi satu dengan lainnya
seperti adegan tadi, antara rock dengan ratapan tangis.

atau, kalau kamu pernah nonton film Godfather, ada adegan ketika para musuh dibantai tetapi dengan musik yang bisu, terasa sepi
sehingga adegannya terasa banget, sadis namun artistik

atau, adegan ketika Alpacino membaptis anak angkatnya di gereja sementara di luar, para musuh-musuhnya dibantai oleh anak buahnya.
acara baptis selesai, adegan pembantaian pun ikut selesai.

Terasa bertolak belakang,
tapi kalo dipadukan dengan apik, akan menghasilkan adegan yang sangat dramatik.

Aku suka banget tuh.

Selasa, 14 April 2009

Akhirnya terbukti juga!

Yah, akhirnya terjadi juga ke-khawatiranku selama ini.
Beberapa waktu yang lalu aku sempat posting, tentang episode 'drama lanjutan' setelah acara 'pencontrengan' selesai. Ya, drama lanjutan itu berjudul : orang-orang yang tidak siap kalah, tapi pengen banget menang.

Aku bukan pendukung salah satu parpol, aku netral, bahkan parpol yang aku 'contreng' kemarin juga 'keok'. Btw, its oke..hehehe, no problemo. Aku juga bukan seorang loyalis.

Menurutku, dalam suatu pertandingan apapun 'musti' harus ada yang kalah dan yang menang.
Betul nggak?
Nggak mungkin semuanya kalah, atau semuanya menang. Itu sih bukan pertandingan, bos!
Nah...inilah, drama yang sekarang berlangsung : orang-orang yang 'kalah' pada berkumpul di rumah ketua umum salah satu parpol. Mending kalo cuma ngumpul, ngopi, dan makan kacang rebus. Ini, kumpul-kumpul dan memberikan statemen kalo pemilu sekarang adalah pemilu terburuk pasca reformasi.

Menurutku, nggak ada 'keributan' dan pemilu berjalan dengan lancar, aman, damai, sudah menunjukkan keberhasilan pemilu. Kalo masalah angka golput yang tinggi, itu hak warga negara masing-masing, mau milih atau nggak. Sekarang orang-orang udah pada ngerti dan paham kok...
So, nggak mesti dipaksa-paksain musti gini-gitu..

Masalah kecurangan?
Yeeeh, semua parpol dulu juga berbuat banyak kecurangan waktu kampanye, bahkan nyuri start sebelum kampanye... kenapa mereka nggak ribut-ribut?
Kenapa baru ribut sekarang setelah ketahuan hasil suaranya...

Udah deh, Juli nanti ada pemilihan presiden... kalo mau menang, cari cara yang jitu, manjur dan rakyat pada simpati.

Bosen, tiap hari ngeliat berita para orang tua dan 'orang gede' pada ribut melulu...
aku yang masyarakat awam aja santai dan tenang-tenang aja kok?

Together in red


foto ini aku ambil waktu pagi minggu kemarin, 12/04/2009, ketika kita main-main dan olahraga di Coastarina, Batam. Foto ini berlatar belakang angka 0 (nol), jadi...di taman Coastarina, tempat bermain anak-anak, ada deretan angka-angka besar mulai dari 0 sampai angka 9, dengan aneka warna. Nah si Aby, tiba-tiba merengek-rengek minta masuk ke dalam lobang angka nol.

Kebetulan, baju olahraga yang kami pakai berwarna merah, persis dengan warna angka nol-nya. So...tidak kami sia-sia kan momen 'together in red' ini. Tapi, kami bukan pendukung salah satu partai pemilu yah?

Kami netral! hehehe...

Senin, 13 April 2009

Sunda, ada dimana-mana Batam

Anda orang sunda?
Jangan khawatir kalau suatu saat berkunjung ke Batam, untuk melancong ataupun sekedar singgah sebelum menuju ke Singapur. Soalnya akhir-akhir ini, kurasakan 'nuansa sunda' mulai mewarnai hampir setiap sudut kota Batam.

Anda nggak percaya?
Ada Warung Sunda (atau biasa orang Batam nyebutnya : Warsun) di Nagoya, deket Lai-Lai Hotel, yang kalau jam makan siang, orang-orang pada numplek di situ. Ada RM Laksana, dekat perempatan Nagoya Hill, warung makan dengan nuansa masakan sunda juga. Saung Sunda Sawargi, di daerah Pelita.
Bandung Resto, di Carnaval Mall (My Mart), rumah makan yang menghidupkan kembali suasana mall yang sudah gulung tikar dan kusam itu.
Nah, apalagi para pedagang "bubur Bandung", sudah tidak bisa dihitung lagi jumlahnya.
Baru-baru ini, di puncak 'Sofonta' dekat simpang rujak, sudah berdiri warung Tahu Sumedang.

Wuih, aku rasa suku sunda sudah pada bedol desa, hijrah semua ke Batam ini. Sampai-sampai tukang sol sepatu pun ikut meramaikan suasana parahiyangan di Batam.
Ya, beberapa waktu yang lalu, aku pernah nge-sol sepatu, dan iseng-iseng ku tanya asalnya :
"Darimana Kang?"
"Abdi dari Bandung..."

Makanya, bagi anda urang sunda yang mau ke Batam, jangan takut...
kalau anda kesasar, banyak tempat yang bisa anda tanyai atau mungkin dia saudara anda yang minggat dari rumah? dan anda sedang cari-cari...?
Hehehe... cuma bercanda, Kang!

Rutinitas sebelum berangkat kerja


Setiap hari, pukul 7 WIB kurang 10 menit, ada rutinitas tidak tertulis yang harus aku lakukan, sebelum berangkat ngantor.
Apakah itu?...Yah, membawa Aby, si bungsu 2 tahunku, keliling komplek perumahan.

Entah, sejak kapan rutinitas 'wajib' ini kulakukan...
Kalo tidak kulakukan? Aby bisa nangis kenceng dan teriak-teriak. So, daripada meninggalkan dia dengan penuh linangan air mata, biar ku korbankan waktu 10 menitku.

Walaupun memang, rutinitas ini membuatku harus buru-buru ngantor, ngebut... kalo tidak mau terlambat dan 'tunjangan intensif' dipotong.
Oke deh, demi si bungsu yang 'ganteng nggak ketulungan' itu, aku dan Mama Alif rela membawa dia muter-muter.

Padahal si Alif, kakaknya yang sulung, dulu tidak pernah punya prilaku begitu...
Alif tidak pernah nangis teriak-teriak, kalo kami berdua berangkat ngantor. Dia tenang-tenang saja...dan cenderung cuek.
Kami berangkat dengan tenang, dengan ciuman manis di keningnya.

Nah, walopun dari 'pabrik' yang sama, ternyata 'output'nya bisa beda yah?
Aby harus dimanjakan dulu dengan membawanya muter-muter keliling komplek, sementara Alif 'cuek bebek' aja.

Begitulah, satu diantara sekian banyak tingkah pola duo gantengku...

Sabtu, 11 April 2009

Nemu foto BK


Ups, nemu foto Bung Karno yang berwarna nih,
selama ini, kalau dapet foto Bung Karno selalu hitam dan putih.

Keren juga, kalo berwarna...
agak memancarkan 'romantisme' masa lalu.
foto ini aku dapet dari http://community.kompas.com/read/artikel/2666,
thanks ya Mas...

Aku cuma suka sejarah, bukan penggemar, pengagum apalagi pemuja...

Ulasan iseng dan gak penting

Postingan ini aku kirim via warnet, di suatu sudut pasar, sambil iseng menghabiskan waktu menunggu putra sulungku, Alif yang sekarang sedang latihan angklung.
Yah, latihan angklung adalah pelajaran 'tambahan bonus' yang diberikan oleh kursus kibor-nya.
Oke deh, akhirnya sambil nunggu dia, aku meluncur ke warnet dan ngetik tulisan ini.

Mau nulis apa?
Ini aja deh, analisa iseng-iseng tentang rontoknya partai besar (Golkar dan PDIP) oleh Partai Demokrat (PD) pada perolehan suara tahun 2009 ini.
Btw, ini analisa iseng-iseng aja loh yah...jangan dianggap serius, apalagi sampai dimasukin hati.
Ini ulasan 'gak penting', tapi boleh kan kalo orang awam mencoba bikin analisa 'gak penting'?
(buat para pakar analisis politik, sorry bro...)

Gini perolehan suara yang didulang oleh PD yang mencapai kisaran 20% benar-benar membuatku melongo bengong. Gila...hebat bener nih partai! Padahal perolehan suara tahun 2004 dulu, cuma sekitar 8% aja.
Kalo pemilu 2009 ini dapet 20%, berarti melonjak pesat sekitar 300%. Partai mana coba, di dunia ini, yang mampu menyaingi lonjakan pesat itu?

Terus, partai-partai besar yang dulu menang, cuma dapat 14%. Kenapa bisa merosot tajam begini? Kemana larinya semua suara dulu?
Tapi saya bersyukur juga dengan kejadian ini, setidaknya jadi bahan pertimbangan partai elit partai (terutama partai-partai gede), kalo mau menang tuh harus serius, jangan asal-asalan, jangan sok ge-er, lakukan survey dan jangan memandang enteng partai kecil.
So kuncinya, harus digarap dengan serius dan bener.

Lihat, gerakan PD saat ini. Suasana kampanye diatur dengan baik, jangan asal mendatangkan artis dangdut dan obral 'goyangan aneh' seenaknya aja. Pake standar, pake aturan, dipoles dengan tata artistik yang enak.
Materi iklan di TV juga diperhatikan, yang intelektual dan santun. Tidak asal ngoceh, ngamuk-ngamuk nggak karuan, menghujat-hujat tanpa dasar.

Lihatlah, hasilnya. Melalui berbagai tahap pencitraan yang baik, PD bisa meraih suara 3 kali lipat dari pemilu 2004 yang dulu.
Yang lainnya? silahkan berharap dari langit, kalau masih pake cara-cara tradisional dan aneh.

Inget, pemilihan Presiden tinggal beberapa bulan lagi...
Kalo nggak mau kejeblos di lubang yang sama, harus pakai strategi yang jitu; jangan mengandalkan wangsit dan goyangan dangdut yang aneh.
Garaplah yang serius dan intelektual mulai dari sekarang...

Tapi maaf,
ini cuma ulasan iseng dan gak penting loh ya?
Plis, jangan dimasukin dalam hati, Mas, Mbak, Pak, Oom...!

Sabtu sore, Minggu pagi

Aku postingkan tulisan ini, jam 10 minggu pagi, setelah tadi berolahraga, sarapan bubur Bandung, dan sedikit mencuci mobil untuk (kembali) mengeluarkan keringat.

Yap, waktu yang paling aku sukai adalah sabtu sore dan minggu pagi. Waktu dimana serasa penuh taburan bunga, detik berhenti dan kita bisa berkumpul dengan keluarga. Kalau si Elo (penyanyi muda yang nggak gondrong lagi itu) menyukai pukul 16.20 sore (dimana matahari lagi bagus-bagusnya, kata dia), maka waktu yang paling aku sukai adalah sabtu sore dan minggu pagi ini.

Waktu tersebut, khusus aku persembahkan untuk keluargaku, terutama si duo ganteng Alif dan Aby, setelah lima hari penuh, hampir mereka tidak bisa bermanja-manja dan bermain bersama ibu bapaknya. Yah, inilah waktu penebusan dosa buat mereka.
Makanya males banget kalau pas sabtu sore dan minggu pagi, diganggu lagi dengan kegiatan kantor atau kegiatan resmi lainnya.

Maklum, si Alif dan Aby terpaksa terbawa irama kehidupan 'kota', Mama Papanya kerja 5 hari dari pukul 7 pagi sampai pukul 6 sore. Selebihnya ketemu cuma beberapa jam, sekedar untuk main mobil-mobilan atau mengantarkan Alif menuju ke mobil jemputan sekolahnya.

Padahal dulu, aku anak kampung tulen, Mamanya juga anak desa sejati. Tiap hari ketemu sama ibu bapakku, hampir sepanjang hari, kapan pun kami mau. Beda banget dengan duo anakku.
Tidak bisa merasakan kehadiran ibu-bapaknya sepanjang hari seperti aku dulu...

Makanya, sabtu sore dan minggu pagi adalah waktu yang terbungkus rapih untuk mereka. Dan alhamdulillah, minggu pagi tadi kita bisa puas bermain dan berolahraga di OCARINA, sebuah kawasan wisata terpadu di pinggir laut kota Batam.
Main bola, lari-lari, mencoba sarana olahraga, menikmati angin pantai, dan duduk minum sebotol air dingin.

Jam 9 pagi, keluar dari OCARINA, mencari sarapan bubur Bandung yang mulai menjamur di kota Batam ini.
Alhamdulillah juga, Alif dan Aby mau makan buburnya lumayan banyak (kecapekan kali, yah? hehehe...)

Setelah itu pulang ke rumah, istirahat.
Aku, cuci mobil sebentar dan memostingkan tulisan ini.

Eh, asyiknya lagi...pagi minggu ini, saat aku ngetik postingan ini, gerimis turun.
Beautiful morning...

Thailand...Oh, Thailand

Pernah dengar berita tentang demonstrasi di Thailand?
Berita terakhir di TV-TV : para demonstran pendukung perdana menteri Thaksin memblokade tempat penyelenggaraan ASEAN Summit di Pattaya.

Entah bagaimana nasib negeri tetangga itu,
tiap ganti pemerintahan selalu jatuh oleh demonstrasi, turun oleh unjuk rasa.

Ganti perdana menteri, demonstrasi...
Ganti perdana menteri, unjuk rasa...

Entah bagaimana negara itu menjalankan pemerintahannya. Ibarat rumah tangga nih, baru nyusun anggaran dan rencana buat belanja bulanan, sudah direcoki dan minta ganti.
Bagaimana mau nyari duit buat belanjanya? Kapan belanjanaya..?
Malah anak-anak kita yang kelaparan gara-gara nggak belanja-belanja juga.

Sudahlah,
kalau setiap kepala dituruti kehendak dan kemauannya, ada sejuta milyar yang harus kita kerjakan. Tetapi tidak ada satu pun yang dapat diselesaikan.

Kalau tidak puas, silahkan salurkan ke jalur yang benar...
Jangan bikin kacau dan ribut atas nama rakyat, padahal gara-gara ulah segelintir orang yang nggak bisa menduduki kursi kekuasaan.
Rakyat mah nurut aja, yang penting hidup makmur dan nyaman, tidak ribut dan tidak kesusahan...

Thailand,
adalah pembelajaran yang baik untuk kita semua.
Kalau demokrasi dibangun berdasarkan kehendak segelintir orang atau sekelompok gerombolan, bisa kacau balau.

Pelatih, sang peracik jamu

Saya posting tulisan ini sekitar jam 3 pagi, seusai menyaksikan pertandingan sepakbola La Liga di RCTI antara Barcelona VS Recreativo, dan dimenangkan oleh Barca dengan skor 2-0.

Sejak ditangani oleh pelatih Pep Guardiola, permainan Barca makin kinclong aja, terasa hidup dan bersinar. Beberapa hari yang lalu, Barca baru saja menyikat Bayern Munchen 3-0 di Laga Champion Eropa. Tinggal beberapa pertandingan lagi, dia bakal menjadi juara La Liga musim ini, kalau grafik permainannya tetap konstan dan stabil.

Padahal, awal-awal liga waktu di arsiteki oleh Frank Rijjkard, jalannya Barca limbung dan terseok-seok, hampir kalah melulu, makanya Rijjkard langsung dipecat. Eh, begitu diganti pelatihnya oleh Pep Guardiola, Barca langsung kinclong lagi. Bersinar terang.

Kenapa yah?
Padahal komposisi pemainnya sama, yah itu-itu juga. Tapi kok permainnya jadi terasa berbeda?

Setelah kupikir-pikir, pelatih sepakbola tuh mirip-mirip tukang racik jamu. Yah, dengan bahan-bahan jamu yang sama, dia bisa meracik jamu yang tepat untuk mengatasi nyeri lambung, sakit kepala, encok, atau pusing-pusing.
Tapi, kalo dia tidak tepat meracik jamu, bisa-bisa kita yang makin pusing-pusing dan pingsan.

Lihatlah dulu, tim besar sekaliber Real Madrid, yang bertaburkan pemain-pemain bintang dunia; ada Beckham, Zidane, Luis Figo, Cannavaro dan lain-lain, seakan gudangnya pemain bintang dunia semua, kumpul di Real Madrid. Sampai-sampai mereka dijuluki Los Galaticos, Team dari Galaksi Lain.
Tapi hasilnya?
Nggak hebat-hebat amat, malah terlihat melempem dan pernah keok oleh team gurem.

Padahal penuh pemain bintang, tapi permainannya standar banget. Lalu diganti pelatihnya, dengan komposisi pemain yang sama, eh langsung ada dampak perubahan dan berhasil meraih tropi juara La Liga.

Kalau Manchester United, kayaknya pelatih Alex Ferguson merupakan peracik jamu yang hebat. Bertahun-tahun dia melatih MU, hasilnya tetap terasa. Konstan di jalur juara, walaupun sempat naik dan turun dalam perolehan piala Liga Inggris. Tapi nggak jeblok-jeblok amat sampai merosot ke papan tengah.
Bahkan dia seringkali melahirkan para bintang dari asuhannya, seperti Cantona, Beckham, dan Christiano Ronaldo.

Begitulah sepakbola.
Kalau pelatihnya nggak jago meracik ramuan para pemain yang ada, kadang-kadang team besar pun tumbang juga oleh team kecil. Bahkan terasa monoton kalau kita menonton pola mainnya.
Btw, di sepakbola juga ada yang namanya : Dewi Fortuna. Sehebat apapun sang pelatih meracik para pemain hebat, kalau Dewi Fortuna belum memihak, tuh bola nggak masuk-masuk juga ke gawang lawan.

Tadi malam pun, Lionel Messi yang biasanya jago meliuk-liuk dan menceploskan bola dengan mudah, seakan mati kutu. Bahkan, tendangan pinaltinya berhasil ditangkap dengan mudah oleh kiper Recreativo.

Kenapa yah...?
Bola memang bundar!

Ayo rame-rame pada koalisi!

Belum kelar KPU menghitung hasil Pemilu 2009, para petinggi partai sudah mulai kasak-kusuk hendak merancang koalisi. Yah koalisi! Kata itu menjadi sangat populer dua hari setelah Pemilu.

Entah bagaimana konsepnya,
yang jelas para elit partai itu sudah mulai kunjung sana, kunjung sini

"Nih, gue punya modal 5% suara, gue mau posisi Cawapres..."
"Ah, modal segitu mah...paling banter posisi menteri daerah tertinggal.."
mungkin kayak gitu kali, yah? obrolan para petinggi partai yang pada ngumpul-ngumpul itu?

Atau kayak gini :
"Nih, gue punya modal 14% suara, elo punya 14% suara...kita join aja, jadi oposisi..."
"Apa menariknya oposisi? Rugi gue dong, nggak dapet posisi menteri apa pun?"
Kayak gitu nggak sih? hehehe...

Ah, itu cuma hayal-hayalanku saja, cuma bualan semata sambil menyaksikan berita tentang koalisi di TV

Tapi, mustinya neh...
Mau koalisi kek, rebutan kursi kek, bagi-bagi jatah menteri kek, yang penting tuh masyarakat dan rakyat yang jadi tujuan utama
Bukan untuk kepentingannya sendiri aje...

Koalisi mah koalisi, pikirin kami yang rakyat juga dong, Mas!

Ruli di Batam

Hari ini,
nggak kerasa ternyata aku sudah 3 tahun lebih menetap di Batam. Yah, Batam! sebuah pulau kecil kalau kita lihat di peta dunia. Setitik pulau kecil di propinsi Kepulauan Riau, yang berdekatan dengan Singapura.

Pertama kali menginjakkan kaki di Bandara Hang Nadim, belum bisa menilai pulau ini. Kecuali para sopir taksinya yang tidak mau memakai argo, dan menentukan argo taksi berdasarkan tawar-tawaran harga, persis kayak kita beli ikan atau sayuran di pasar.
Mmm...bagaimana para pelancong akan mau kesini lagi, kalo sambutan awalnya kurang menggembirakan begini..?

Keluar dari gerbang bandara, menyusuri jalanan yang bersih, mulus dan rapih, hatiku mulai berbunga-bunga. Eh, keren juga kota ini yah...? Bersih dan nyaman, gumamku dari balik jendela taksi.
Itulah kesan pertama, yang membuatku jatuh cinta...

Hari berganti, bulan berubah, tahun bertambah...
semakin ku susuri kota Batam, semakin terasa nggak indah. Pupus sudah cinta pada pandangan pertamaku terhadap kota ini...
Ternyata ada hal mendesak yang harus dibenahi oleh kota Batam, hal itu bernama : Ruli...

Yah, ruli atawa rumah liar. Gubuk-gubuk liar seadanya yang terbuat dari bahan triplek atau bahan batako yang rapuh itu menyesaki seluruh sudut Batam. Kemanapun kau menyusuri Batam, akan kau temui gerumbulan gubuk liar itu...

Aku maklum kalau pemukiman merupakan hal yang urgen di sini. Soalnya kita harus mahfum, kalo Batam ini tempat para pekerja dari seluruh penjuru Indonesia datang, mencari pekerjaan. Mirip contekan kota Jakarta, yang didatangi manusia dari penjuru Indonesia.
Begitu juga di Batam ini, orang berdatangan ke sini, atau para TKI/TKW yang dideportasi dari Singapur atau Malaysia, yang nggak mau pulang kampung, akhirnya menetap di Batam.

Maka tumplek-lah semua suku dan ras di sini, menghuni rumah-rumah liar di tanah yang kosong...
Ironis yah?

Dan, mustinya pemerintah setempat mengantisipasi hal ini...
Caranya? Bikinlah rumah susun sangat sederhana dengan angsuran kredit yang murah dan waktu yang lama (30 tahun?), untuk memiliki rumah susun sangat sederhananya...
Daripada membuat proyek-proyek yang tidak jelas dan terbengkalai?
Gini,
Bikinlah rusun sangat sederhana dengan angsuran kredit per bulan 100 ribu, di cicil selama 30 tahun untuk memilikinya. Pasti orang-orang yang selama ini tinggal di ruli, akan setuju memiliki rumah sendiri, walaupun sangat sederhana. Dengan mencicil 100 ribu per bulan, orang-orang akan giat bekerja mencari uang untuk menutupi angsurannya.
Kalau tidak mampu bayar? Silahkan meninggalkan rumahnya, untuk digantikan oleh orang lain...
Kalau dibeli oleh orang kaya untuk dijadikan kontrakan? Yah, tegas...jangan boleh!
Sorry, bukannya menggurui atau mengajari, ini cuma renunganku saja di malam gerah ini...
Boleh ditolak, dibantah atau dicampakkan...

Jumat, 10 April 2009

Sambil nunggu...

Sambil nunggu anakku sulung, Alif yang sedang les kibor (piano), aku manfaatkan waktu dengan mencuci sepeda motorku di ujung pasar, kemudian memostingkan tulisan ini, di sudut pasar yang lainnya, sampai nanti jam 2 siang datang.

Apa yang mau ku posting?
Entahlah, yang penting waktu setengah jam 'menunggu' ini tidak terbuang percuma begitu saja.

Aku cerita tentang usaha pencucian motor tadi aja, yah?
Bagus juga sih, banyak lapangan usaha mandiri tercipta dan menampung beberapa pemuda yang menganggur dan susah mencari kerja. Modalnya, kayaknya tidak terlalu gede...
Yah, dibandingkan dengan usaha pembuatan kantor konsultan untuk pencitraan partai politik, yang juga marak akhir-akhir ini? hehehe...

Cukup air, kompresor, sabun, alat cuci, beberapa pengharum ruangan, dan pernik-pernik pembersih kendaraan bermotor lainnya.
Kerjanya tidak terlalu berat, tinggal semprotkan air, cuci seluruh bagian motor, bersihkan, keringkan, gosok cairan pengkilap, keringkan, selesai.

Tapi, ada satu hal yang terlupa nih...aku perhatikan tadi, sang pemuda pencuci motor tidak terlalu bersungguh-sungguh membersihkan bagian motorku bahkan terkesan asal-asalan...
Mmm...ini deh, yang membuat langganan pada minggat dan enggan datang ke sini lagi.
Tidak sadarkah itu, hai sang pencuci motor?

Inget loh, persaingan usaha makin ketat, jangan sembrono dan sembarangan dalam melayani pelanggan, apalagi kalo kita bergerak di bidang industri jasa...
Dalam industri jasa, pelayanan prima kepada pelanggan itu hal yang mutlak dan harus!
Beda pelayanan yang kecil aja, bisa jadi unsur runtuh atau kokohnya suatu industri jasa....
Misalkan bank, kalo sang customer service males senyum sama nasabah, bisa males orang nabung ke bank yang sama

Begitu pun dengan usaha pencucian motor ini,
sang pencuci malas-malasan mencuci motor kita, kita juga jadi males buat dateng nyuci ke tempat dia...
Bener nggak sih?

Eh, ngomong-ngomong jam 2 siang sebentar lagi,
aku harus menjemput Alif di tempat kursusnya......

Yang Ngambek, Yang Oposisi

Sebelum sholat maghrib, putra sulungku Alif ngambek, gara-garanya aku mengganti chanel TV nya (sinetron aneh dengan judul Tarzan Cilik), dengan stasiun TV yang menayangkan quickpoint Pemilu.

Aku pengen tau, posisi 10 partai terbesar, apakah masih tetap sama atau sudah bergeser. Eh, ternyata tetap sama...
Dan partai pilihanku masih tetap kalah hehehe...

Btw, kemudian yang membuat aku 'sebel' adalah berita-berita para petinggi partai yang pada ngambek, menyalahkan 'kecurangan' pemilu dan bersemangat akan beroposisi...
Gile beneeerr...
Aku yang rakyat jelata dan jelas-jelas partai pilihanku kalah, santai aja kok...kalah atau menang, itu mah biasa dalam pertandingan apa pun

Pagi-pagi buta sudah ngomongin 'oposisi'?
Ngapain sih oposisi? paling-paling mau ngerecoki program pemerintah, dan bukannya mengkoreksi dengan sehat...
Soalnya, selama inilah yang aku saksikan bentuk oposisi yang ada di Indonesia baru-baru ini

Makanya, cuma orang-orang ngambek dan kalah dalam politik yang mau membikin oposisi di pagi buta begini...
persis anak kecil umur 6 tahun, yang ngambek gara-gara chanel TV nya aku ganti....
Padahal para pemimpin partai itu para orang dewasa yang ngaku negarawan lho,

Berarti anakku, ada bakat jadi calon oposisi neh?
GAWAT!

Kamis, 09 April 2009

Kita liat aja nanti

Proses awal Pemilu sudah usai, tinggal penghitungan suara dan menentukan berapa jumlahnya, siapa yang menang, siapa yang kalah...

Dan biasanya neh, seperti beberapa kejadian di banyak cerita di Indonesia, setelah proses ini selesai, akan banyak sekali gugatan, protes, mosi tidak percaya, dan lain-lain sebagainya...Seperti pertandingan sepakbola, kalau kalah...protes, ngamuk! pemilihan gubernur, akhirnya protes dan ngamuk juga... dan, banyak contoh kejadian lainnya. Panjang dan males, saya untuk menyebutkannya..
Nah, kita lihat saja nih bagaimana kelanjutan cerita hasil pemilu kali ini...?

Bukankah engkau telah berjanji : akan siap menang dan siap kalah, akan menjaga pemilu ini damai dan aman?
Kalau nggak bisa menunjukkan itu semua, kita tau deh...bagaimana kualitas kenegarawan para politisi kita. Apakah seorang emosional yang suka ngamuk-ngamuk, atau seorang negarawan yang berjiwa besar?

Inget loh, masih ada pemilihan presiden Juli 2009 mendatang...
kalau saat ini partai anda kalah, introspeksilah dari sekarang, siapkan formula tercanggih untuk merebut kemenangan di pemilihan presiden nanti, jangan sampai kalah lagi...
kalau saat ini partai anda menang, pertahankan kemenangan anda, jangan sampai direbut oleh pesaing kita. Nah, kan asyik tuh, kompetitif?

Tapi jangan lupa, kalau udah selesai pertandingan, ucapkan salam untuk pemenang.
Jaga semangat dan tradisi sportifitas untuk anak-cucu kita, malu atuh...tua-tua pada musuhan gara-gara rebutan kursi? bener nggak sih...?

Nyontreng!

Yup, hari ini 9 April 2009, aku ikutan nyontreng tadi siang jam 11 lewat.
Hari ini, aku masih warga negara yang mempunyai hak memberikan suaranya, satu suara yang ikut menentukan arah Indonesia.

Tadi, rencananya mau nyontreng jam 9 pagi, tapi molor menjadi jam 11, karena ternyata banyak warga di perumahanku yang pada antri. So, daripada gosong dibakar panas matahari di siang itu, aku memutuskan untuk menunda saja.
Biar saja orang-orang dulu yang nyontreng, aku belakangan aja deh.
Berarti cukup antusias juga, pemilihan umum kali ini? I dont know, penghitungan suara belum diputuskan hasilnya.

Nah, daripada nunggu sia-sia, akhirnya aku, mama alif, alif dan aby, memutuskan untuk mencukur rambut Aby dan Alif yang sudah mulai gondrong.
Meluncurlah kami ke tukang cukur rambut terdekat, dan..kres...kres..kres, dua bocah gantengku itu dipermak rambutnya.

Selesai dari tukang cukur, kami nongkrong di warung kopi untuk makan siang, di sana kita cuma makan nasi goreng dan dua gelas es teh. 30 menit berlalu, selepas itu kami meluncur pulang untuk kembali ke TPS, untuk nyontreng!
Yah, aku harus nyontreng....harus! Akulah sang warga negara yang mempunyai hak itu.

Ternyata dalam perjalanan pulang dari warung makan, Aby tertidur pulas. Sudah deh, kita belok dulu ke rumah untuk menidurkan Aby.

Kami ke TPS bertiga, aku, mama alif dan Alif. mendaftar ulang, menunggu, dan dipanggillah nama-nama kami. Dengan langkah mantafff menuju ke pintu TPS...
Eh, ternyata Alif ikut nimbrung juga, ...? sudah deh, akhirnya Alif juga ikutan masuk ke bilik suara yang kecil itu, ikut nyontek apa yang aku hendak contreng...
"Milih apa, pa?" tanya Alif mengintip.
Ih, anak 6 tahun ini sudah tau juga pilihan umum.
"Milih partai ****** aja Pa..." Alif membujuk di bilik suara itu.
"Emang kenapa?" tanyaku makin penasaran, jangan-jangan dia ternyata kader sejati partai itu?
"Soalnya partai ****** itu baik..."
Gubrak! ternyata anak sulungku yang 6 tahun sudah termakan janji-janji kampanye itu...
DAHSYAT!

Btw, boleh nggak sih ngajak anak kecil ke bilik suara?
Dia mengarahkan aku untuk memilih partai tertentu lagi...

Tetapi tenang, pilihanku tidak tergoyahkan oleh bujukan Alif di bilik suara itu.
Apa sih partai yang ku contreng tadi?
RAHASIA!
Alif yang mencoba-coba membujuk dan mengintip pilihan contrenganku juga nggak tau kok...

Rabu, 08 April 2009

Menyusuri Jalan Kecil

Aku paling suka menyusuri jalan-jalan kecil, menikmati hal-hal kecil yang terjadi di sekitarnya. Seperti pagi itu, menyusuri jalanan kecil, bertanah merah yang di kanan kirinya di tumbuhi ilalang yang sedang berbunga.
Aku menyaksikan rumah gubuk berdinding triplek, dengan sisa-sisa barang rongsokan yang menumpuk di samping rumahnya. Melihat tiga orang kuli bangunan tengah berjalan. Sepuluh meter lagi, aku lihat dua tukang sol berjalan beriringan.

Hampir aku lakukan setiap hari, menyusuri jalan-jalan kecil yang jarang dilalui kendaraan bermotor. Entah kenapa, cuma suka saja.
Terus mencari dan menyusuri jalan kecil yang lainnya.

Selasa, 07 April 2009

Nunggu Liga Champion

Aku nulis coretan ini, untuk membuang waktu sambil menunggu siaran liga champion di RCTI.

Kalo menurut jadwal yang aku baca di koran Kompas sih, pukul 01.30 WIB antara MU dan FC Porto. Siapa yang bakal menang? itu yang sedang aku nantikan.

Aku dukung siapa?
Yang pasti, aku menjagokan team underdog, kuda hitam yang tidak diperhitungkan. Untuk membuktikan kalau 'akar itu lebih berarti daripada bunga'
Akar adalah bunga yang menaklukan kesombongan...

Rasanya puas aja, kalau menyaksikan team bertabur bintang dan berlimpahan milyaran uang, keok gara-gara team kecil yang dianggap remeh. Biar orang yang suka taruhan pada bangkrut, dan menjungkirbalikkan teori para pengamat bola.
Hehehehe...

Btw, bola itu bundar dan show must go on!
Siapapun yang menang, yang penting permainannya berkualitas dan enak ditonton...

Selamat menyaksikan!

Undangan dari KPU

Selepas maghrib, datang seorang lelaki membawa dua carik kertas di tangannya. Aku kira salesman atau tamu yang menanyakan alamat seseorang.
Ternyata dugaanku salah semua, ternyata dia adalah petugas KPU yang menyerahkan secarik kertas dengan gambar KPU di sudut kiri atasnya dan judul "SURAT PEMBERITAHUAN WAKTU DAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA".

Surat undangan untuk mengikuti Pemilu pada hari kamis, pukul 07.00-12.00.
Dua carik kertas itu untuk aku dan istriku, sementara anakku nggak mungkin dong ikut 'nyontreng', soale belum cukup umur. Alif 6,6 tahun, dan Aby 2,1 tahun.

YESS! Akhirnya dapat juga surat ini. Surat yang menunjukkan saya masih diakui sebagai Warga Negara untuk melaksanakan haknya. Boleh-boleh saja banyak pihak yang mencibir, pesimis, ataupu malas-malasan dengan pemilihan umum 2009 ini, bahkan nyata-nyata akan menyatakan golput. Tapi sorry man....aku nggak mau golput!

Sejelek apapun kualitas para caleg yang ada sekarang, aku harus menentukan pilihan! dan aku yakin, diantara belantara rimba caleg yang busuk dan tidak kualifiad, masih ada yang punya niat baik membangun negeri ini.

So, aku harus memanfaatkan momen berharga bagi negara ini.
Sorry, buat kamu-kamu yang punya niat golput, aku nggak bisa ngikutin jalanmu. Negeri ini punyaku, so aku juga punya andil menentukan jalannya negara ini.

Bagi yang mo nyontreng, selamat nyontreng!
Gunakan hak pilihmu dengan cerdas, jangan pilih caleg busuk dan culas...Vote for Indonesia!

Minggu, 05 April 2009

Musim Kampanye

Katanya sih, hari Minggu ini (05/04/2009) merupakan hari terakhir kampanye di seluruh Indonesia, kemudian 3 hari mendatang hari tenang...dan tanggal 9 Aprilnya, kita nyontreng!

Musim kampanye? Kok...gaungnya nggak terasa yah? setidaknya 'getaran' gegap gempitanya tidak begitu berasa.
Dulu nih, waktu aku kecil...yang namanya musim kampanye, seperti hajatan tujuh desa suasananya. Rame dan terasa geregetnya.
Apalagi kalau yang kampanye bendera kuning, wuiiih...guru-guru SD yang ngajar saya di sekolah, pada ikutan kampanye.
Yang asik kita-kita, sekolah diliburkan atau cuma setengah jalan, gara-gara gurunya pada ikut kampanye.

Nah, kalau yang kampanye partai berbendera merah, lain lagi ceritanya. Pemuda-pemuda desa di kampungku, harus melalui berbagai 'rintangan' dulu untuk mengikutinya. Ya minimal, rintangan dimarahi orang tua, atau di marahin pak kepala desa.
Tapi justru, di situ menariknya.
Mereka menyembunyikan baju merahnya, kemudian lari keluar jalan desa, dan di tepi jalan raya, baru membaur dengan yang lainnya. Seru, penuh tantangan untuk mengikuti kampanyenya.

Tapi maaf, kalau partai yang berbendera hijau, saya tidak tau jalan ceritanya. Maklum, waktu itu saya masih kencur dalam memahami masalah politik.
Yang saya tau, partai politiknya cuma tiga, bendera hijau, bendera kuning dan bendera merah.

Tapi, walaupun cuma tiga bendera, getaran kampanyenya sangat terasa. Banyak nuansa dan ceritanya. Di bandingkan dengan suasana kampanye sekarang, kayaknya 'roh' gregetnya masih kalah jauh. Walaupun sekarang banyak bendera partai, bahkan sampai 44 partai, tapi sangat tidak terasa suasana romantikanya.

Maaf, kalau kurasakan : sangat hambar.
Orang mau kampanye kalau diajak ikut dan (ada) dikasih duit untuk ongkos bensin. Kalau tidak ada itu, orang males datang.
Kecuali partai-partai tertentu yang memang sudah mempunyai pengikut loyalis, tanpa baju dan ongkos bensin pun mereka pasti datang.
Tapi tetap, menurutku lebih terasa gregetnya musim kampanye waktu aku kecil dulu.

Entah kenapa.

Sabtu, 04 April 2009

Awalnya...

Aku bikin blog ini, pada hari Sabtu (04/04/2009) selepas subuh, sambil menemani anak sulungku Alif yang sedang nonton kartun di TV dan anak keduaku, Aby yang tengah tidur sambil merengek-rengek karena sedang terkena demam.

Kenapa aku bikin blog ini? Entahlah, tapi yang pasti aku emang pengen nulis tentang apa pun, mau berceloteh tentang apa pun, bercerita tentang apa pun. Entah tulisannya enak dibaca atau nggak, yang penting aku bisa mencurahkan niatku ini.

Semoga saja sih ada gunanya, setidaknya untuk membuang waktu.

Maaf saja, kalau gaya bahasanya tidak enak dibaca dan tidak sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), atau malah keluar dari kaedah tata bahasa penulisan.
Sorry.

Setidaknya, dengan menulis di blog ini, aku bisa menempelkan semua pikiranku, membuang semua ide yang ada di otakku, mencurahkan segala rasa yang ada di kepalaku.
Soalnya, aku inget waktu jaman dulu ketika SMP dulu. Rasanya waktu itu, untuk menempelkan tulisan-tulisanku di koran lokal kotaku, susahnya minta ampun.
Berkali-kali tulisanku tidak dimuat, atau dikembalikan oleh redaksi.

Uh, betapa kecewanya waktu itu.

Pernah coba-coba mengirimkan tulisan dan cerpen ke majalah remaja ibu kota, eh...berkali-kali ditolak, selebihnya...tidak pernah kembali tanpa alasan yang jelas.
Mungkin tulisanku dulu, missing in action.

Untung, jaman sekarang ada sarana bernama blog ini. Jadi, tanpa perlu ragu lagi, tulisanku bakal ditolak atau tidak dimuat, untuk dibaca oleh anda semua.
Terima kasih blog!

Sekian dulu,
aku tulis celoteh awal ini pada hari Minggu siang, sambil menemani anak-anakku makan siang dan main-main di ruang tengah.
Di TV, ada iklan kampanye...."contreng caleg Gol***, contreng caleg Gol***" dan sialnya, kedua anakku dengan fasihnya menyanyikan lagu iklan kampanye itu.