Saat ku posting tulisan ini, (minggu jam 2 siang) aku lagi menemani anak sulungku Alif yang sedang tertawa-tawa menonton sinetron dengan judul ronaldowati. Memang, sinetron itu dibuat dengan segmen anak-anak dan komedi, tapi setelah ku simak...banyak hal yang diluar nalar akal sehat dan aneh.
Bayangkan saja, orang bisa terbang, punya ilmu yang aneh-aneh, dan jalan ceritanya kemana-mana, tidak fokus, dengan dibumbui 'kisah romantisme' dan tebaran kata-kata 'makian' yang bombastis. Sama sekali tidak ada unsur edukasi.
Seperti inikah mutu sinetron anak-anak kita?
Aduh gawat...
Alif memang baru-baru ini saja mulai menonton sinetron itu, tapi tetap dengan warning : kalau ada adegan marah-marah dan 'kata-kata makian' harus di 'mute' (dimatikan volumenya).
Dan, saya pun sedang bersiasat hendak mencarikan hiburan tivi alternatif yang menghibur tapi mengandung edukasi.
Apa yah..kira-kira?
TV kabel? Kartun TV?
Kalau ku simak, kartun-kartun produk luar, banyak sekali unsur edukasinya. Contoh kartun Corious Gorge, dengan bintang seekor monyet yang lucu dan pintar. Kisahnya pun amat sederhana dan dapat dicerna oleh akal anak-anak. Mengajari anak menjadi kreatif dan mencari pemecahan atas suatu masalah.
Kenapa hal-hal positif ini tidak ditiru oleh produsen dalam negeri?
Malah memproduksi sinetron dengan cerita yang aneh dan tidak masuk akal.
Ampun deh...
Bayangkan saja, orang bisa terbang, punya ilmu yang aneh-aneh, dan jalan ceritanya kemana-mana, tidak fokus, dengan dibumbui 'kisah romantisme' dan tebaran kata-kata 'makian' yang bombastis. Sama sekali tidak ada unsur edukasi.
Seperti inikah mutu sinetron anak-anak kita?
Aduh gawat...
Alif memang baru-baru ini saja mulai menonton sinetron itu, tapi tetap dengan warning : kalau ada adegan marah-marah dan 'kata-kata makian' harus di 'mute' (dimatikan volumenya).
Dan, saya pun sedang bersiasat hendak mencarikan hiburan tivi alternatif yang menghibur tapi mengandung edukasi.
Apa yah..kira-kira?
TV kabel? Kartun TV?
Kalau ku simak, kartun-kartun produk luar, banyak sekali unsur edukasinya. Contoh kartun Corious Gorge, dengan bintang seekor monyet yang lucu dan pintar. Kisahnya pun amat sederhana dan dapat dicerna oleh akal anak-anak. Mengajari anak menjadi kreatif dan mencari pemecahan atas suatu masalah.
Kenapa hal-hal positif ini tidak ditiru oleh produsen dalam negeri?
Malah memproduksi sinetron dengan cerita yang aneh dan tidak masuk akal.
Ampun deh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar