Sabtu, 11 April 2009

Pelatih, sang peracik jamu

Saya posting tulisan ini sekitar jam 3 pagi, seusai menyaksikan pertandingan sepakbola La Liga di RCTI antara Barcelona VS Recreativo, dan dimenangkan oleh Barca dengan skor 2-0.

Sejak ditangani oleh pelatih Pep Guardiola, permainan Barca makin kinclong aja, terasa hidup dan bersinar. Beberapa hari yang lalu, Barca baru saja menyikat Bayern Munchen 3-0 di Laga Champion Eropa. Tinggal beberapa pertandingan lagi, dia bakal menjadi juara La Liga musim ini, kalau grafik permainannya tetap konstan dan stabil.

Padahal, awal-awal liga waktu di arsiteki oleh Frank Rijjkard, jalannya Barca limbung dan terseok-seok, hampir kalah melulu, makanya Rijjkard langsung dipecat. Eh, begitu diganti pelatihnya oleh Pep Guardiola, Barca langsung kinclong lagi. Bersinar terang.

Kenapa yah?
Padahal komposisi pemainnya sama, yah itu-itu juga. Tapi kok permainnya jadi terasa berbeda?

Setelah kupikir-pikir, pelatih sepakbola tuh mirip-mirip tukang racik jamu. Yah, dengan bahan-bahan jamu yang sama, dia bisa meracik jamu yang tepat untuk mengatasi nyeri lambung, sakit kepala, encok, atau pusing-pusing.
Tapi, kalo dia tidak tepat meracik jamu, bisa-bisa kita yang makin pusing-pusing dan pingsan.

Lihatlah dulu, tim besar sekaliber Real Madrid, yang bertaburkan pemain-pemain bintang dunia; ada Beckham, Zidane, Luis Figo, Cannavaro dan lain-lain, seakan gudangnya pemain bintang dunia semua, kumpul di Real Madrid. Sampai-sampai mereka dijuluki Los Galaticos, Team dari Galaksi Lain.
Tapi hasilnya?
Nggak hebat-hebat amat, malah terlihat melempem dan pernah keok oleh team gurem.

Padahal penuh pemain bintang, tapi permainannya standar banget. Lalu diganti pelatihnya, dengan komposisi pemain yang sama, eh langsung ada dampak perubahan dan berhasil meraih tropi juara La Liga.

Kalau Manchester United, kayaknya pelatih Alex Ferguson merupakan peracik jamu yang hebat. Bertahun-tahun dia melatih MU, hasilnya tetap terasa. Konstan di jalur juara, walaupun sempat naik dan turun dalam perolehan piala Liga Inggris. Tapi nggak jeblok-jeblok amat sampai merosot ke papan tengah.
Bahkan dia seringkali melahirkan para bintang dari asuhannya, seperti Cantona, Beckham, dan Christiano Ronaldo.

Begitulah sepakbola.
Kalau pelatihnya nggak jago meracik ramuan para pemain yang ada, kadang-kadang team besar pun tumbang juga oleh team kecil. Bahkan terasa monoton kalau kita menonton pola mainnya.
Btw, di sepakbola juga ada yang namanya : Dewi Fortuna. Sehebat apapun sang pelatih meracik para pemain hebat, kalau Dewi Fortuna belum memihak, tuh bola nggak masuk-masuk juga ke gawang lawan.

Tadi malam pun, Lionel Messi yang biasanya jago meliuk-liuk dan menceploskan bola dengan mudah, seakan mati kutu. Bahkan, tendangan pinaltinya berhasil ditangkap dengan mudah oleh kiper Recreativo.

Kenapa yah...?
Bola memang bundar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar